TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tradisi Unik Masyarakat Jawa Timur Sambut Ramadan

Selain Nyekar dan Megengan

Ilustrasi Tradisi Buto-Butoan (instagram.com/devianaachy)

Ramadan, menjadi salah satu bulan yang selalu ditunggu-tunggu umat muslim. Bulan suci ramadan menjadi ajang umat muslim dalam meraih pahala dan kebaikan sebanyak mungkin. Bahkan suka  cita Ramadhan telah terasa sebelum memasuki bulan puasa.

Masyarakat Jawa Timur memiliki berbagai tradisi yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ini ramadan. Megengan dan nyekar merupakan tradisi yang kerap ditemukan di Jawa Timur. Tapi apakah kalian tahu, bahwa terdapat beberapa tradisi unik yang berasal dari Provinsi ini. Berikut adalah 7 tradisi unik Masyarakat Jawa Timur sambut Ramadan.

1. Tradisi Unggahan

Ilustrasi Tradisi Unggahan Blitar (instagram.com/aditibijouta)

Tradisi Unggahan ini berasal dari Blitar. Sebelum memasuki bulan suci Ramadan, masyarakat akan melaksanakan tradisi tersebut. Setiap bulan syaban, khususnya pada hari jumat legi atau seminggu sebelum Ramadhan. Unggahan dimulai dengan ziarah kubur ke seluruh makam keluarga dan leluhur. Mereka membawa menyan, kembang, dan membakar Dupa depan nisan. Unggahan juga menjadi salah satu tradisi masyarakat untuk saling berkirim makanan. Biasanya masing-masing membawa satu atau dua jenis berkatan. 

Baca Juga: 5 Cara Kreatif Mengisi Waktu Luang di Bulan Ramadan 

2. Tradisi Mandi Bersama

Ilustrasi Tradisi Mandi Bersama (pexels.com/Rachel Claire)

Tradisi yang berasal dari Gresik ini merupakan salah satu tradisi yang cukup unik. Dalam menyambut datangnya Ramadan, masyarakat Gresik melakukan ritual mandi bersama di Sendang Sono. Masyarakat setempat percaya, tradisi ini dilakukan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa agar siap menajalani ibadah puasa nanti. Tak hanya sebelum Ramadan, Sendang Sono juga dilaksanakan tradisi Rebo Wekasan di bulan Safar.

3. Tradisi Buto-Butoan

Ilustrasi Tradisi Buto-Butoan (instagram.com/devianaachy)

Di Jember, terdapat tradisi unik untuk menyambut Ramadan. Tradisi Buto-Butoan, merupakan seni hasil kreasi masyarakat Desa Jelbuk, Kecamatan Jelbuk. Buto diambil dari Bahasa Jawa yang berarti raksasa, tradisi tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa gembira karena masih bisa berpuasa di bulan Ramadan. Tradisi Buto-Butoan adalah kesenian khas Jember yang sering digelar saat acara perkawinan maupun sunatan atau kegiatan lainnya. Kesenian Buto-Butoan adalah modifikasi antara jaranan dan ondel-ondel dalam masyarakat Betawi. Meski tradisi ini ialah khas Jember, namun ini hanya ada di Jember Utara.

4. Tradisi Ngosaran

Ilustrasi Tradisi Ngosaran (instagram.com/nugrohohadisambodo)

Tradisi ini rutin dilaksanakan menjelang bulan Ramadan.Tradisi Ngosaran mirip dengan nyekar, hanya saja Ngosaran adalah tradisi dari masyarakat Bangkalan, yaitu merupakan pembersihan area makam kerabat dan keluarga. Tradisi Ngosaran dilakukan dengan tujuan keluarga yang hendak ziarah tidak terganggu dengan kondisi makam yang kurang bersih. Tidak hanya itu, tradisi ini menjadi kesempatan untuk bersilaturahmi dengan anggota keluarga lain yang mungkin lama tidak jumpa.

5. Tradisi Nyadran Sonoageng

Ilustrasi Tradisi Nyadran (instagram.com/bewilderingindonesia)

Di Desa Nganjuk, masyarakat menyambut bulan Ramadan dengan tradisi Nyadran Sonoageng. Tradisi ini merupakan bentuk upacara kepercayaan yang dilakukan masyarakat Desa Sonoageng sebagai penghormatan terhadap leluhur desa. Prosesi Nyadran Sonoageng merupakan tradisi yang diciptakan oleh masyarakat dimulai tahun 1995 dengan mengarak sesaji jolen dari balai desa menuju situs yang dianggap makam leluhur. Selain untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nyadran ini dilakukan untuk menolak bala.

6. Tradisi Cuci Karpet

Ilustrasi Tradisi Cuci Karpet (pixabay.com/andriukes)

Tradisi unik masyarakat Jawa Timur selanjutnya berasal dari Pasuruan. Kebiasaan mencuci karpet masjid menjelang Ramadhan menjadi rutinitas tahunan warga sedkitar. Tradisi ini dilakukan mulai dua pekan atau beberapa hari sebelum Ramadan. Mencuci karpet tersebut dilakukan di kolam yang luas dengan mata air mengalir. Warga hanya perlu merendam karpet yang telah diberi sabun dan digosok dengan sikat. Setelah bersih, karpet dijemur sekitar lokasi. Ada juga yang langsung dibawa pulang untuk dijemur di tempat masing-masing.

Verified Writer

Faradiba Divani

hai

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya