TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta Keris Desa Aeng Tong-tong, Jadi Suvenir KTT G20

Keris diwariskan turun temurun sejak Kerajaan Sumenep

Penampakan Keris Desa Aeng Tong Tong Sumenep. Instagram @khofifah.ip

Sumenep, IDN Times - Keris asal Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep sedang naik daun. Keris yang disinyalir sejak zaman kerajaan ini menjadi cendera mata alias suvenir digelaran KTT G20 beberapa waktu lalu.

Berikut fakta-faktanya:

Baca Juga: Menguak Fakta Penjualan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia

1. Diwariskan turun temurun sejak zaman Kerajaan Sumenep bermula untuk senjata

Penampakan Keris Desa Aeng Tong Tong Sumenep. Instagram @khofifah.ip

Membuat kerajinan keris telah diwariskan secara turun-temurun di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Ketrampilan itu diperoleh warga setempat sejak dari zaman nenek moyang yaitu pada masa Kerajaan Sumenep.

Ketika itu, keris digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi keris pun berubah. Kini, membuat keris, digunakan sebagai mata pencaharian mereka, karena memiliki nilai estetika yang tinggi.

2. Pembuatannya butuh waktu yang lama

Penampakan Keris Desa Aeng Tong Tong Sumenep. Instagram @khofifah.ip

Selain menjadi koleksi, keris juga digunakan dalam rangkaian adat tertentu. Tak ayal, keris yang dibuat dengan cara tradisional tentunya membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari pemilihan besi, kemudian proses menempa dengan pemanasan hingga menjadi bentuk yang diinginkan.

Dilanjutkan dengan penghalusan dengan gerinda, serta menambahkan tembaga atau emas yang akan diukir sesuai pesanan. Terakhir adalah proses penyepuhan agar muncul warna keris yang diinginkan.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Hotel Sumenep, Dekat Gili Iyang

Berita Terkini Lainnya