Asrama Inggrisan, Penghubung Banyuwangi-Australia yang Tak Terawat

Dibangun dengan gaya arsitektur Bugis sejak tahun 1766

Asrama Inggrisan di samping Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, menjadi saksi bisu untuk generasi penerus. Bangunan peninggalan Inggris ini, pertama kali dibangun dengan gaya arsitektur suku Bugis pada tahun 1766 dan hingga saat ini masih berdiri kokoh. 

Meski kondisinya sebagian besar tidak terawat, kotor dan beberapa plafonnya roboh, tempat ini masih sering menjadi tempat edukasi para wisatawan maupun Anak-anak sekolah.  

1. Masih jadi tempat edukasi

Asrama Inggrisan, Penghubung Banyuwangi-Australia yang Tak TerawatIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Puluhan siswa-siswi kelas 6, sekolah Dasar (SD) Menorah, Yayasan Tunas Zaitun, Banyuwangi misalnya. Mereka berkeliling melihat Asrama Inggrisan, Rabu (14/11). Anak-anak terlihat aktif dan penasaran dengan arsitektur yang tampak berbeda dengan bangunan saat ini. Pilar-pilar panggung dengan pondasi cor, tampak masih kokoh. Dari 25 ruang yang ada, ruangan satu dengan lainnya berjajar dan terhubung saling terhubung dengan banyak pintu. Masing-masing ruang, juga memiliki loteng bangunan atas dengan tangga kayu.  

"Anak-anak kami ajak ke Asrama Inggris untuk menambah wawasan sejarah Anak-anak, dengan melihat langsung, dan berbagi cerita. Tidak hanya belajar di dalam kelas, tiap bulan kami memang rutin menggelar field trip, belajar ke luar, untuk bulan ini kebetulan temanya sejarah dan kepahlawanan," kata Missofia, Guru SD Menorah yang menndampingi para siswa.  
 

2. Arsitekturnya bergaya Bugis

Asrama Inggrisan, Penghubung Banyuwangi-Australia yang Tak TerawatIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Saat di Asrama Inggrisan, Anak-anak terus bertanya tentang berbedaan dan fungsi bangunan. Saat ini, Asrama Inggrisan ditempati anggota TNI Angkatan Darat. Dari 25 ruangan, hanya 10 yang ditempati dan masih terawat. "Anak-anak senang, keliling terus, pengennya bisa foto bareng sama bapak-bapak tentara di sana," jelasnya.  

Usai keliling melihat setiap sudut bangunan Asrama Inggris, Anak-anak berkumpul untuk saling bertukar pendapat dengan satu pertanyaan, apa yang membedakan bangunan peninggalan Inggris tersebut dengan bangunan modern saat ini. "Bangunannya panggung, ada lotengnya, pintunya banyak besar-besar dan tinggi. Paritnya dalam-dalam," ujar Mikhel Zedjan, salah satu siswa SD Menorah.  
 

3. Pertama dibangun tahun 1766

Asrama Inggrisan, Penghubung Banyuwangi-Australia yang Tak TerawatIDN Times/ Mohamad Ulil Albab

Terpisah, sejarawan lokal Banyuwangi, Suhailik (56) mengatakan, Asrama Inggris pertama kali dibangun pada tahun 1766 sebagai kantor dagang kecil di lahan seluas satu hektare. "Sempat dipugar beberapa kali, terakhir catatan saya saat pendudukan diambil alih Kolonial Belanda pada 1766," kata Suhailik. 

Dia melanjutkan, arsitektur Asrama Inggrisan memang dicampur dengan kearifan lokal, sebab di dekat kawasan pesisir Pantai boom banyak masyarakat Bugis dan Mandar.  

"Arsitekturnya mengadopsi arsitektur lokal, di kawasan pesisir Kota Banyuwangi dulu banyak orang Bugis dengan arsitektur rumah panggung seperti itu," katanya.  

Baca Juga: Gara-gara Tukang Sayur, Banyuwangi Mendapat Penghargaan Dunia 

4. Pernah jadi kantor telegraf untuk menghubungkan Australia

Asrama Inggrisan, Penghubung Banyuwangi-Australia yang Tak TerawatIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Selain itu, Asrama Inggrisan juga menyimpan warisan benda berupa lorong bawah tanah berisi kabel telegraf. Dari lorong tersebut, kata Suhailik, jaringan kabel telegraf dibangun untuk menghubungkan Jawa dengan Australia.  

"Pemerintah Inggris berhasil menguasai perdagangan Hindia Belanda (Indonesia) di tahun 1811-1816, di era Stamford Raffles. Saat iti jaringan kabel telegraf yang menghubungkan Jawa dan Australia dibangun di situ," jelasnya.  

Lorong bawah tanah jaringan telegraf, saat ini ditutup dengan plat bertuliskan "Burn Brothers Rotunda Works 3 Blackfriars Road London S.E" yang merupakan nama pemegang proyek jaringan telegraf asal Inggris. "Jaringan komunikasi tersebut juga menghubungkan Hindia dengan Asia, dan Australia, kemungkinan bawah tanah melalui bawah laut juga," ujarnya

Baca Juga: Festival Kopi Sepuluh Ewu Jadi Ajang Barista Banyuwangi Berbagi Ilmu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya