5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember 

Penasaran? Coba jalan-jalan naik kereta yuk! 

Bila kamu pernah naik kereta api antara stasiun Jember dan Banyuwangi, pasti kamu akan melewati sebuah terowongan sepanjang 690 meter di Gunung Gumitir. Terowongan bernama Mrawan tersebut dibangun sejak zaman kolonial Belanda tahun 1901-1902.

Ada beberapa hal menarik yang perlu kamu ketahui tentang terowongan Kereta Api bersejarah di Gunung Gumitir. Jalur kereta ini dulunya menjadi sarana mengangkut hasil perkebunan, saat ini berkembang untuk transportasi umum dan wisata lori.

Berikut 5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember

1. Terpanjang kedua di Indonesia

5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember Terowongan Kereta Api Mrawan/Instagram @gen_20

Asal kamu ketahui, terowongan rel Kereta Api di Gunung Gumitir jadi yang terpanjang kedua di Indonesia.

Terowongan terpanjang pertama ada di Sasaksaat, Bandung yang memiliki panjang 949 meter. Sementara terowongan Mrawan di Gunung Gumitir memiliki panjang 690 meter.

Terowongan Kereta Api Mrawan membelah Gunung Gumitir antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru di km 30+777.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Malam di Jember, Nikmat Banget!

2. Dibangun untuk jalur komoditas ekspor

5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember Terowongan Kereta Api Mrawan/Instagram @ovasasenja

Terowongan Mrawan dibangun pada tahun 1901-1902 oleh pemerintah Kolonial Belanda untuk jalur pengangkutan komoditas ekspor seperti kopi, gula, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di wilayah Banyuwangi dan Jember.

Pembangunan terowongan ini dilakukan dengan penggalian di bagian sisi arah Kalisat sebelah Gunung Botoh kemudian dilakukan penggalian pada sisi arah Banyuwangi pada tahun 1901. Selanjutnya dilakukan penggalian secara bersamaan.

Pada 5 Desember 1902, penggalian terowongan sudah mencapai 450 meter dengan drainase sepanjang 300 meter.

Proyek pembuatan terowongan Mrawan dilakukan penyempurnaan bangunan pada tahun 1910 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS) yang dimiliki Belanda.

3. Tahun 2016 Jadi Wisata Lori

5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember Lori wisata Terowongan Mrawan./Instagram @ettagaty

Sejak tahun 2016, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meresmikan terowongan Mrawan menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah. Selain kereta komersil, juga ada kereta lori untuk wisatawan.

Wisata baru ini menghadirkan keindahan alam di ketinggian dengan hamparan perkebunan kopi dan coklat yang ada di Gunung Gumitir, selain melintas di terowongan Mrawan.

Terowongan yang berada di bawah pengelolaan Daerah Operasi (Daop) IX Jember ini dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Mutiara Timur Siang, Mutiara Timur Malam, Sri Tanjung, Tawang Alun dan kereta api lokal Pandanwangi, Probowangi.

4. Legenda Noni Belanda 

5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember Terowongan Kereta Api Mrawan/Instagram @gen_20

Nah, nama terowongan Mrawan sendiri juga lekat dengan kisah legenda dari masyarakat lokal.

Gunung Gumitir sendiri memiliki legenda tentang kisah Damar Wulan yang diutus Ratu Kencono Wungu untuk menghabisi Parabu Minak Jinggo dari Kerajaan Blambangan. Nama terowongan Mrawan berawal dari kisah seorang Noni Belanda yang pingsan, saat sadar ia tak lagi mengenakan pakaian.

Noni Belanda tersebut kemudian bertanya apakah dirinya masih perawan Dari kisah ini, masyarakat setempat menamainya dengan Terowongan Mrawan, yang artinya antara perawan dan tidak perawan.

5. Kuliner Sayur Cabai Pekerja Terowongan

5 Fakta Terowongan Kereta Api Mrawan di Gunung Gumitir Jember ilustrasi masakan pedas/ Instagram @donnadolly76

Proyek pembangunan terowongan Mrawan yang dimulai tahun 1901 hingga disempurnakan tahun 1910 ternyata juga memiliki kisah unik.

Para pekerja yang membuat terowongan berlangganan makan di sebuah warung berbama Mbok Bejo.
Warung tersebut masih ada hingga saat ini.

Warung ini menyediakan kuliner khas sayur cabai tempe dan tahu, atau warga sekitar menyebut jangan blendi. Kuliner pedas ini yang disajikan kepada para pekerja pembuatan terowongan Mrawan.

Kuliner tersebut merupakan olahan tempe dan tahu dimasak dengan kuah santan kental. Kemudian yang jadi istimewa ada banyak cabai utuh yang sengaja dimasukkan, hingga disebut sayur cabai.

Dari segi sejarah, warung Mbok Bejo sudah buka sejak tahun 1800 -an sebelum jalan raya Banyuwangi -Jember diaspal seperti saat ini.

Baca Juga: 10 Potret Pantai Cacalan Banyuwangi, Suguhkan Pesona Selat Bali

Mohamad Ulil Albab Photo Community Writer Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya