6 Kampung Tematik di Kota Malang, Cocok Buat Eduwisata Anak Sekolah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kampung tematik pada intinya adalah upaya pembangunan dengan menonjolkan ciri khas dan keunikan pada suatu wilayah tertentu. Keunggulan kampung tematik ini mampu memberikan nilai tambah pada wilayah tertentu, khususnya ekonomi. Kota Malang terbilang memiliki cukup banyak kampung tematik yang unik dan memiliki daya tarik sendiri.
Tidak sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke kampung-kampung tematik tersebut. Mayoritas semua kampung ini menerima edukasi wisata kelompok yang cocok untuk destinasi rekreasi anak sekolah yang bermanfaat, mulai dari SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi. Berikut adalah 6 kampung tematik di Malang yang bisa kamu kunjungi.
1. Kampung Gerabah Penanggungan
Kampung yang terletak di Kecamatan Klojen ini sering menjadi obyek belajar sekaligus rekreasi bagi pelajar sekolah, mulai SD hingga SMA. Di sini para siswa bisa belajar membuat gerabah hingga menghiasi atau melukis gerabah karya mereka sendiri. Tentu hal ini merupakan keasyikan tersendiri bagi anak-anak yang suka bermain warna.
Eduwisata seperti ini memang menjadi tujuan kampung ini yang ingin memberikan edukasi dan sosialisasi, agar industri gerabah yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu tetap lestari. Selain itu, gelaran festival juga sesekali digelar, salah satunya adalah Festival Lempung Agung.
Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan di Kampung Budaya Polowijen Malang
2. Kampung Budaya Polowijen
Kampung yang terletak di Kecamatan Blimbing ini konon katanya adalah tempat asal Ken Dedes. Di sini pula terdapat sumur Windu yang merupakan petilasan Ken Dedes. Perkampungan ini berdiri atas inisiasi warga setempat yang secara khusus ingin melestarikan budaya lokal, disamping meningkatkan perekonomian warga.
Di kampung ini, para pengunjung yang datang bisa ikut berlatih tari topeng, membuat topeng, hingga membatik. Pada momen-momen tertentu, di kampung ini juga sering menggelar beragam festival kebudayaan dan kuliner.
3. Kampung Wisata Heritage Kajoetangan
Lokasi kampung Kajoetangan ini cukup mudah karena bisa diakses melalui koridor di Jalan Arif Rahman Hakim atau lewat Jalan Basuki Rahmat. Saat memasuki kawasan ini, kamu akan disuguhi dengan bangunan pemukiman kuno bergaya kolonial. Meskipun dulunya termasuk perkampungan kumuh, masyarakat setempat berhasil menyulapnya menjadi potensi wisata yang menjanjikan.
Banyak sekali spot menarik yang bisa kamu kunjungi, mulai dari rumah kuno, aksesoris jadul yang terpajang di sepanjang koridor seperti sepeda maupun motor, lukisan 3 dimensi dan masih banyak lagi. Kamu juga bisa mencicipi kuliner yang tersedia disana sambil menikmati suasana masa lalu.
4. Kampung 3G, Glintung Go Green dan Water Street
Kampung satu ini cukup menonjol dibanding dengan kampung yang lain. Hal ini sebab kerja keras dan fokus warga setempat dalam kegiatan penghijauan meliputi urban farming, konservasi air hingga pengolahan sampah diterapkan dengan disiplin.
Maka tak heran jika kampung yang terletak di Kelurahan Purwantoro ini pernah dianugerahi Kalpataru pada 2018 lalu. Selain itu, banyak instansi pemerintahan hingga pelajar berkunjung ke kampung ini untuk mempelajari dan studi banding mulai dari biopori, sumur injeksi, bank sampah hingga rumah prestasi.
5. Kampung Tempe Sanan
Kampung yang satu ini merupakan penghasil oleh-oleh cemilan khas Kota Malang yakni keripik tempe. Mulanya kampung ini adalah sentra pengrajin tempe dan tahu, karena ada lebih dari 500 pengrajin terpusat disini. Semua pengrajin tersebut kemudian bergabung ke dalam Paguyuban dan Sentra Keripik Tempe Sanan, dan mengembangkan berbagai inovasi baru.
Mulai dari keripik tempe yang beraneka rasa, serta turunan olahan kedelai seperti burger tempe, tempe mendol, stik bahkan membuat nata de soya. Tidak hanya itu, kampung ini juga menerima wisatawan yang ingin tour melihat-lihat ragam pengolahan kedelai.
6. Kampung Keramik Dinoyo
Sejak diresmikan pada tahun 1957 oleh Mohammad Hatta atau Bung Hatta, kawasan Dinoyo semakin dikenal dengan sentra industri keramik. Tepatnya berada di Kecamatan Lowokwaru, beragam jenis bentuk dan model keramik yang biasa dipesan sebagai souvenir pernikahan atau cindera mata.
Sempat mengalami naik surut, kampung ini menyesuaikan diri dengan memberikan penawaran kepada pengunjung untuk membuat keramiknya sendiri. Tentu hal ini cukup menarik atensi mulai dari anak-anak hingga mahasiswa.
Masih banyak lagi kampung tematik yang ada di Kota Malang, seperti Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi yang mungkin sudah pernah kamu kunjungi. Pemanfaatan lahan pemukiman yang sempit menjadi destinasi wisata yang potensial bisa menjadi percontohan bagi kampung-kampung di luar sana.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Bakso Malang Paling Enak Se-Malang Raya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.