TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bak Bom Waktu, Inilah 10 Potret Terkini Gunung Anak Krakatau

Diduga penyebab utama tsunami Selat Sunda

ANTARA FOTO/Nurul Hidayat

Tsunami di Selat Sunda merupakan pertanda bahwa bencana alam bisa terjadi di mana saja. Siapa yang mengira hal tersebut bisa terjadi di kawasan selat yang notabene-nya hampir tidak mungkin terjadi. 

"Faktor penyebab tsunami adalah longsoran bawah laut yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau, yang kebetulan terjadi bersamaan dengan gelombang pasang karena bulan purnama," tutur Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers di kantor BPBD, Yogyakarta, kemarin (23/12).

Aktivitas Gunung Anak Krakatau sendiri bagai bom waktu alami. Pasalnya, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rudy Suhendar, Gunung Anak Krakatau berada dalam fasa konstruksi. Artinya, gunung ini membangun tubuhnya hingga besar sejak kemunculannya pada 2013.

"Pada 2016, Gunung Anak Krakatau meletus pada 20 Juni. Sejak saat itu sampai sekarang, letusan Gunung Anak Krakatau berupa eksplosif lemah (strombolian)," kata Rudy dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Minggu, (23/12)

Hingga saat ini, kondisi Gunung Anak Krakatau terlihat memperihatinkan. Berikut gambaran kondisi terkini yang IDN Times rangkum dari berbagai sumber.

1. Status gunung tersebut kini dalam status Waspada atau level II

ANTARA FOTO/Nurul Hidayat

2. Aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan sejak 18 Juni 2018. Ekstrusi (erupsi) masih terus terjadi

ANTARA FOTO/Nurul Hidayat

3. PVMBG melarang masyarakat mendekati Gunung Krakatau dalam radius dua kilometer dari kawah

tourkrakatoa.com

4. Sebaiknya tunda dulu kalau ada rencana liburan ke sini. Situasi bisa berubah kapan pun

Instagram.com/guidetokrakatau

5. Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api strato tipe A. Terbentuk karena letusan ekstusi eksplosif dan efusif secara terus-menerus

blogs.discovermagazine.com

Baca Juga: FOTO: Diduga Penyebab Tsunami, Begini Penampakan Gunung Anak Krakatau

6. "Secara visual, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300-1.500 meter di atas puncak kawah," ucap Rudy

ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat

7. Ngeri banget, ya? Semoga tidak terjadi letusan hebat seperti Krakatau saat 1927

8. Menurut Rudy, getaran tremor tertinggi Gunung Anak Krakatau sejak Juni 2018 tidak menimbulkan gelombang terhadap air laut, hingga terjadi tsunami Sabtu lalu

9. "Untuk menimbulkan tsunami yang terjadi di Selat Sunda, perlu ada runtuhan yang cukup besar yang masuk ke dalam kolom air laut," katanya

Dok. Susi Air

Baca Juga: Inilah 10 Fakta Unik Krakatau sebagai Gunung Api Terbaik di Dunia

Berita Terkini Lainnya