TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Ruangan di Gua Gong Pacitan Ini Simpan Keindahan Perut Bumi

Kilau bebatuan kapur dan sumber air

Gua Gong Pacitan (instagram.com/frendi_setiawan_pradikdo)

Gua Gong di Desa Bomo, Kecamatan Punung merupakan salah satu primadona destinasi wisata Kabupaten Pacitan. Di tempat ini para pelancong dapat menikmati keelokan bebatuan kapur yang terbentuk ribuan tahun lalu. Stalaktit atau bebatuan yang tumbuh dari atas menuju dasar gua menjuntai laksana tirai.

Tak kalah menarik, gundukan stalagmit, yaitu batu besar yang menjulang dari bawah ke atas juga menyajikan keelokan. Keindahan alam di dalam perut bumi itu semakin terlihat karena pancaran lampu berwarna-warni lampu yang diklaim ramah lingkungan.

Wisatawan dapat menikmati ornamen batu di dinding dan langit gua dengan nyaman, karena telah dipasang sejumlah blower. Eloknya stalaktit dan stalagmit itu tersaji di tujuh ruangan. Apa saja?

1. Sendang bidadari

Gua Gong Pacitan (instagram.com/sanjaya.anik)

Ruang dalam gua yang paling dekat pintu masuk ini menyajikan bebatuan lancip tak beraturan. Pada titik ini bentuk stalagmit dan stalaktit menyerupai sedotan. Di ruang Taman Bidadari ini terdapat sendang kecil dengan air dingin dan bersih.

Air alami di sendang itu disebut mempuyai nilai magis. Setiap warga maupun pengunjung akan terlihat awet mudah setelah membasuh wajahnya dengan air di sendang bidadari.

Baca Juga: Ini 5 Gua yang Sajikan Keindahan Perut Bumi di Pacitan

2. Ruang bidadari

Gua Gong, Pacitan (instagram.com/reyginawisata)

Memasuki ruang kedua yang disebut bidadari, panorama gua nyaris sama dengan di Taman Bidadari. Hanya saja, ada sebagian batu yang berupa gundukan dengan permukaan tidak rata. Warga setempat mengibaratkannya sebagai patung dalam jumlah banyak.

Di ruangan ini juga terdapat rongga yang menghubungkan dengan ruang pertama. Bahkan konon, di titik ini kadang-kadang ada bayangan seorang perempuan cantik yang melintas. Hingga ahirnya disebut ruang bidadari.

3. Selo dudur

Gua Gong Pacitan (instagram.com/wira_ootd)

Ketika perjalanan semakin jauh, keindahan dalam gua kian memesona. Di ruang ketiga ini nampak stalaktit besar yang tumbuh hingga ke dasar gua. Warga setempat menyebutnya sebagai selo dudur langit yang berarti batu penyangga langit-langit bumi.

Bebatuan di selo dudur ini sangat elok. Ketika tersorot cahaya lampu senter, permukaannya nampak berkelip. Maka, banyak disebut sebagai ruang kristal dan marmer dengan kualitas yang mendekati sempurna.

4. Selo citra cipta agung

Gua Gong Pacitan (instagram.com/bellanandra)

Di ruang keempat ini menyajikan stalaktit yang lebih berkilau daripada yang ada di ruang ketiga. Batu yang tumbuh dari atas ke bawah berwarna lebih putih dan berukuran lebih besar dibandingkan ruang sebelumnya.

Karena keindahan itu, warga setempat memberikan nama ruang keempat ini sebagai Selo Citra Cipta Agung yang berarti batu lambang kebesaran ciptaan Tuhan. Bahkan, kilaunya lebih berkelip saat disorot cahaya lampu senter. Untuk sarana penerangan ini disewakan oleh warga di lokasi wisata tersebut.

5. Sendang kamulyan

Gua Gong Pacitan (instagram.com/danisetiawanku)

Semakin dalam, ruangan di Gua Gong nampak semakin indah. Tidak hanya eloknya bebatuan kapur yang terbentuk ribuan tahun lalu, namun juga terdapat kolam kecil sebagai sumber air. Di ruang kelima, misalnya, ada Sendang Kamulyan yang disebut dapat mendatangkan kemuliaan.

Tidak hanya itu, karena ruang kelima ini paling luas, maka pernah dijadikan lokasi konser musik empat negara. Pemusik itu berasal dari Indonesia, Swiss, Inggris dan Perancis. Aksi mereka dalam rangka mempromosikan keberadaan Gua Gong di luar negeri.

6. Ruang pertapaan

Gua Gong Pacitan (instagram.com/krisbiantography)

Di ruang ini dulunya digunakan untuk bertapa para sesepuh Desa Bomo. Ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan melalui bertapa agar dapat menyatukan diri dengan alam. Maka, di titik ini terdapat Sendang Relung Nista yang disebut dapat membuang sial.

Baca Juga: 7 Kuliner Khas Pacitan, Ini Rekomendasinya

Verified Writer

Nofika Dian Nugroho

Penulis lepas yang tinggal di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya