6 Sanggar Tari di Banyuwangi, Tempat Belajar Menari Gandrung
Tempatnya melestarikan seni tari di Banyuwangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu julukan yang cukup dikenal untuk Kabupaten Banyuwangi yakni Kota Gandrung. Seni tari gandrung di ujung timur Pulau Jawa ini memang sudah ada sejak zaman VOC, Kolonial Belanda dan masih bertahan hingga saat ini. Para penari gandrung dulunya merupakan Laki-laki, dan kini sudah diperankan oleh perempuan.
Generasi penari gandrung di Banyuwangi masih terus berkembang, terbukti dengan bertahannya sanggar-sanggar tari. Tidak hanya sanggar tari, di Banyuwangi juga terdapat sekolah kejuruan yang menyediakan jurusan fokus mempelajari seni tari.
Setiap tahun di Banyuwangi terdapat festival yang menyajikan 1000 penari gandrung di tepi Pantai Boom. Tidak hanya festival, setiap acara resmi pemerintah hingga hajata-hajatan kecil di masyarakat selalu menghadirkan tarian gandrung.
Tari gandrung, bagi masyarakat Banyuwangi tidak hanya seni pertunjukkan yang seringkali digelar semalam suntuk. Tarian gandrung juga sering tampil sekadar untuk penyambutan tamu.
Berikut ini 6 sanggar tari di Banyuwangi yang masih lestari hingga saat ini.
Baca Juga: 6 Tempat Makan Sate Kambing, Jamur, dan Ayam di Banyuwangi
1. Sanggar Sayu Gringsing
Sanggar Sayu Gringsing merupakan salah satu tempat belajar menari yang cukup terkenal di Banyuwangi. Sanggar tidak hanya melatih para pelajar dan masyarakat umum, namun juga pernah dipercaya melatih para mahasiswa asing lewat program pertukaran pelajar.
Sanggar Sayu Gringsing berada di Jalan Sayu Gringsing No. 24 RT 01/RW 02, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Banyuwangi. Selain itu, Sanggar Sayu Gringsing yang kedua ada di Wisma Atlit, Jalan Simpang Gajah Mada, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi
Sanggar Sayu Gringsing dikenal dengan tarian Gandrung Marsan. Marsan merupakan penari gandrung Laki-laki yang terpopuler di Kabupaten Banyuwangi. Marsan merupakan seorang Laki-laki yang tetap populer menari hingga usia 40 tahun. Padahal, sejak tahun 1890 hingga 1914, para penari gandrung Laki-laki hanya diperankan Anak-anak usia 7-14 tahun. Sanggar Sayu Gringsing ini kembali mempopulerkan gerakan tarian gandrung Marsan.
Baca Juga: 6 Wisata Bukit di Banyuwangi, Tempat Memanjakan Mata di Ketinggian
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.