TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan di Kampung Budaya Polowijen Malang

Eduwisata yang ramah keluarga

Menari tradisional bersama tamu undangan dalam Festival Polowijen Jaman Biyen (instagram.com/kampungbudayapolowijen)

Kampung Budaya Polowijen (KBP) menjadi salah satu kampung tematik di sudut Kota Malang. Kampung yang kental dengan nuansa budayanya ini punya berbagai kesenian, mulai seni tari, musik, karawitan, dalang hingga kerajinan topeng dan batik.

Terletak di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, kampung ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata edukasi, baik keluarga ataupun institusi pendidikan. Tidak sekadar rekreasi, kamu bisa lakukan 5 hal ini di Kampung Budaya Polowijen.

1. Belajar membuat topeng Malangan

Beberapa mahasiswa tampak fokus memahat topeng. (dok. pribadi/Ki Demang)

Kampung Budaya Polowijen memberikan berbagai pelatihan pada warga setempat, termasuk pengunjung. Salah satunya adalah kerajinan membuat topeng khas Malangan ini. Topeng ini terus dilestarikan karena menjadi bagian dari kegiatan ritual Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan, maupun Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari.

Jangan khawatir, dalam proses pembuatan topeng Malang ini kamu akan dipandu oleh senimannya langsung. Mereka adalah Supriyono dan Sutono, yang merupakan seniman topeng asli KBP.

2. Latihan seni tari topeng Malangan

Latihan tari menggunakan Topeng Malangan di Kampung Budaya Polowijen (instagram.com/kampungbudayapolowijen)

Setelah topengmu jadi, kamu bisa ikut lanjut berlatih seni tari. Latihan tari biasanya digelar secara rutin setiap hari Minggu pagi. Peserta tari rata-rata adalah anak-anak dan remaja dari penduduk setempat. Tak sedikit pula ibu-ibu juga ikut berlatih menari. Beragam tarian dipelajari di sini, di antaranya adalah Tari Grebeg Jawa dan Tari Grebeg Sabrang.

Baca Juga: 5 Kampung Wisata di Jawa Timur ini Cocok buat Liburan Bareng Keluarga

3. Belajar dan mendalami kebudayaan lokal melalui diskusi akademik

Ki Demang saat memberikan penjelasan di hadapan mahasiswa Antroplogi Universitas Brawijaya. (dok. pribadi/Ki Demang)

Hal positif lain yang bisa kamu dapatkan di sini adalah upgrade wawasan soal kebudayaan lokal. Seperti yang dilakukan oleh 70 mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya beberapa waktu lalu.

Ki Demang, penggagas Kampung Budaya Polowijen sangat terbuka dengan diskusi semacam ini. Begitu pula dengan bahan diskusinya, bisa mengangkat topik tentang sejarah topeng Malang, ragam budaya khas Malang, hingga isu sosial ekonomi pasca terbentuknya kampung ini.

4. Membuat kain batik, baik batik tulis maupun ecoprint

Beberapa ibu-ibu aktif memproduksi batik tulis di Kampung Budaya Polowijen. (instagram.com/kampungbudayapolowijen)

Selanjutnya, kamu juga bisa belajar membatik di sini. Ada beragam batik yang dikembangkan di Kampung Budaya Polowijen, mulai batik tulis hingga batik ecoprint.

Untuk pembuatan batik ecoprint, penduduk setempat memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar yang ada di kampung tersebut. Kamu bisa berlatih beragam teknik batik dipandu oleh ibu-ibu di sini.

Baca Juga: Kreatif, Melihat Kreasi Olahan Cokelat Berbentuk Topeng Malang  

Verified Writer

Refalution

"Tidak harus jadi hebat untuk memulai, tetapi mulailah untuk menjadi hebat." - Zig Ziglar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya