TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Destinasi Wisata Sejarah di Blitar, Ada Makam hingga Candi 

Ada makam hingga candi berusia ratusan tahun

Istana Gebang, rumah yang didiami Bung Karno saat remaja bersama keluarga. Foto: Visit Blitar

Kota Blitar, Jawa Timur menyimpan banyak momen serta lokasi bersejarah Tanah Air, mulai era masa kerajaan hingga kemerdekaan Indonesia. Berbagai peninggalan serta situs sejarah dari masa ke masa yang menjadi saksi berdirinya Tanah Air masih dapat disaksikan di sini. Sehingga tak heran bila daerah berjuluk Kota Patria ini sering didatangi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Mengunjungi peninggalan atau tempat bersejarah juga dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk mencintai Tanah Air. Berwisata ke tempat dengan nilai histori tinggi dapat menumbuhkan rasa cinta Tanah Air. Ada banyak destinasi wisata sejarah yang terbuka untuk dikunjungi wisatawan. Apa saja destinasi wisata sejarah yang ada di Blitar? Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Makam dan Museum Bung Karno

Presiden pertama Indonesia Soekarno yang meninggal pada 21 Juni 1970 disemayamkan di Blitar. Makam Bung Karno kerap didatangi para peziarah dari berbagai kalangan, termasuk politik yang akan berkontetasi. Kompleks makam Bung Karno berada di area seluas 1,8 hektare dan terbagi menjadi tiga halaman: halaman, teras dan pendopo. Makam Bung Karno berada di bangunan utama yaitu Cungkup Astono Mulyo.

Selain makam, di sini juga didirikan Museum Bung Karno yang berisi berbagai peninggalan Sang Proklamator seperti pakaian, peci dan kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya, keris, foto Sang Fajar. Di area ini juga terdapat perpustakaan proklamator Bung Karno yang berisi buku bacaan. Ini sesuai dengan hobi Bung Karno yakni membaca. Harga tiket masuk kompleks makam Bung Karno hanya Rp3.000 per orang.

Lokasi: Jl. Ir. Soekarno No.152, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar
Waktu operasional: Senin-Minggu 07.00-18.00 WIB

Baca Juga: 6 Rekomendasi Hotel Dekat Alun-Alun Blitar

2. Istana Gebang Blitar

Istana Gebang Blitar adalah rumah masa remaja Bung Karno yang kini menjadi museum. Soekemi Soestrodiharjo ayah Bung Karno berpindah tugas dari Mojokerto ke Blitar membawa serta keluarganya menempati rumah ini. Rumah ini dulunya adalah milik orang Belanda yang merupakan pegawai perusahaan kereta api. Keluarga Bung Karno menempati rumah ini mulai tahun 1917-1919.

Bung Karno menghabiskan masa remajanya di rumah yang fasad bangunannya tetap dipertahankan keasliannya hingga kini. Wisatawan yang berkunjung ke sini dapat melihat interior dan furnitur asli, di antaranya lukisan dan foto Bung Karno, kasur, lemari, tempat duduk, radio, sepeda jengki hingga mobil.

Lokasi: Jl. Sultan Agung No.59, Sananwetan, Kec. Sananwetan, Kota Blitar
Waktu operasional: Senin-Minggu 05.00-17.00 WIB

3. Monumen PETA

Monumen PETA didirikan untuk mengenang jasa pahlawan nasional Supriyadi yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Supriyadi atau kerap disebut Sudanco Supriyadi merupakan pemipin pemberontakan pasukan pembela Tanah Air (PETA) Blitar melawan tentara Jepang pada tahun 1945. Di tempat berdirinya monumen ini, tepatnya pada 14 Februari 1945 perlawanan PETA terhadap Jepang pertama kali.

Selain Sudanco Supriyadi ada enam tokoh lain yang diabadikan dalam monumen PETA yaitu Chudancho dr Soeryo Ismail, Shodancho Soeparjono, Budancho Soedarmo, Shodancho Moeradi, Budancho Halir Mangkoe Dijaya, dan Budancho Soenanto.

Lokasi: Jl. Sudanco Supriyadi, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar

4. Alun-Alun Blitar

Bila melihat wajah Alun-Alun Blitar yang sekarang, tentu tidak ada yang mengira bahwa dulunya tempat ini pernah dijadikan sebagai lokasi tradisi Rampogan Macan. Rampogan Macan adalah tradisi yang dilakukan untuk menombak macan atau harimau yang dilakukan oleh manusia secara bersama-sama. Saat tradisi itu berlangsung, Alun-Alun dikelilingi lautan manusia yang membawa tombak sementara di tengahnya terdapat macan atau harimau untuk dibunuh.

Tradisi itu berlangsung hingga tahun 1905 yang kemudian dilarang oleh Pemerintah Belanda karena menyebabkan populasi harimau Jawa di ambang kepunahan. Saat ini fisik Alun-Alun Blitar telah berubah dan sisa-sisa keganasan tersebut tidak tampak. Alun-Alun Blitar kini menjadi ruang terbuka hijau yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.

Lokasi: Jl. Merdeka, Kepanjen Lor, Kec. Kepanjenkidul, Kota Blitar

5. Candi Penataran

Selain sejarah yang berkaitan dengan kemerdekaan RI, wisatawan yang berkunjung ke Blitar dapat melihat peninggalan pada masa kerajaan yaitu Candi Penataran. Candi Penataran merupakan candi bercorak Hindu Siwa terluas di Jawa Timur, yang diperkirakan dibangun pada tahun 1200 Masehi pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri.

Kompleks Candi Penataran terdiri dari beberapa bangunan maupun candi di antaranya Candi Brawijaya, Candi Naga, candi induk atau candi utama, hingga petirtaan. Terdapat juga arca Dwarapala, arca Mahakala, dan Prasasti Palah serta relief yang terukir di dinding candi dengan berbagai cerita. Tidak ada biaya masuk yang dikenakan alias gratis untuk masyarakat yang akan berkunjung ke Candi Penataran.

Lokasi: Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar
Waktu operasional: Senin-Minggu 07.00-17.00 WIB.

Verified Writer

dhafintya noorca

Life keeps on going and learning

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya