TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Tahap Tradisi Pernikahan Adat Madura, Ada Sesi Lompat Tali

Cukup unik lho!

Ilustrasi pengantin. (Pexels.com/sultanbasmallah)

Setiap daerah di Jawa memiliki tradisi serta adat yang beragam. Keberagaman tersebut terjadi dalam berbagai aspek kehidupan salah satunya dalam pernikahan. Acara sakral yang diharapkan akan berlangsung sekali dalam seumur hidup ini mejadi momen harus dilakukan dengan adat tradisi daerah setempat.

Karena tradisi pernikahan tersebut dianggap menjadi sebuah doa agar rumah tangga yang dijalani senantiasa diberikan kebahagiaan dan keberkahan. Nah, berikut ini adalah 8 tahap tradisi pernikahan di Madura yang cukup unik. Tahapan-tahapan ini sendiri kian jarang dilalui oleh pengantin-pengantin masa kini.

1. Ngangene

Ilustrasi pertemuan keluarga. (Pexels.com/rodnaeproduction)

Sebelum adanya kesepakatan untuk melakukan sebuah lamaran antara dua keluarga, ritual adat yang harus dilakukan oleh pihak laki-laki adalah Ngangene. Ngangene sendiri artinya memberikan kabar.

Ritual ini merupakan tahapan bagi orangtua wanita untuk melakukan penjajakan pada pria yang akan menikahi anaknya. Keluarga pria akan mengirimkan wakilnya untuk datang ke rumah wanita.

Wakil tersebut harus menjelaskan tentang keunggulan laki-laki yang sekiranya hal tersebut akan menarik hati orang tua wanita untuk merestui kelanjutan hubungan. Di daerah Madura sendiri, agama menjadi faktor yang paling menarik bagi para orangtua yang ingin menikahkan anaknya.

2. Araba pagar

Ilustrasi acara pernikahan. (Pexels.com/fadhil_wy)

Ketika orang tua wanita telah yakin bahwa laki-laki tersebut akan mampu bertanggungjawab, baik dan taat dalam beragama serta diyakini bisa memimpin anak perempuannya, maka akan diadakan pertemuan  antar keluarga.

Pada momen ini, para orang tua yang sama-sama telah sepakat untuk menikahkah anak-anak mereka mulai melakukan nyeddek temo atau membicarakan serta mempersiapkan acara lamaran atau tunangan. 

3. Lamaran

Ilustrasi lamaran. (Pexels.com/maahidphotos)

Untuk menegaskan kembali tentang keseriusan pinangan calon memperlai pria kepada si wanita, maka lamaran pun dilakukan. Prosesi ini juga menjadi penegasan bahwa pria telah resmi meminang si wanita.

Calon mempelai pria harus datang dengan ater tolo atau membawa seserahan yang akan diberikan kepada calon mempelai wanita. Umumnya, orang Madura akan memberikan kosmetik, beras, uang dan sapu tangan sebagai seserahan.

Seminggu setelahnya, keluarga perempuan akan datang ke rumah calon pengantin pria dengan membawa hidangan nasi serta lauk pauk, pisang raja dan lain sebagainya.

4. Pingitan

Ilustrasi merawat diri dengan spa. (Pixabay.com/tumisu)

Tradisi pingitan ini sebenarnya umum dilakukan oleh adat dan budaya manapun di Indonesia, salah satunya juga di daerah Madura. Nah, di Madura sendiri pingitan ini idealnya dilakukan selama 40 hari menjelang hari pernikahan.

Namun, kini waktu pingitan telah dipersingkat menjadi 2 hari karena saat ini telah banyak wanita yang bekerja. Saat dalam masa pingitan, maka calon mempelai wanita tidak boleh melakukan apapun dan harus fokus untuk merawat tubuh dan merawat diri. 

5. Akad nikah

Ilustrasi akad nikah. (Pexels.com/Sultanbasmallah)

Setelah melalui beberapa tahapan sebelumnya, maka pernikahan antara mempelai wanita dan pria pun dapat dilangsungkan sesuai kesepakatan.

Sebagaimana daerah lainnya, sebelum adanya acara resepsi, akad akan lebiu dahulu dilakukan. Akad akan dilangsungkan sebagaimana ajaran agama yang dianut. 

Baca Juga: 8 Kesenian Unik Pandalungan, Campuran Khas Budaya Jawa dan Madura 

6. Mengghar balabar

Ilustrasi pengantin wanita di pelaminan. (Pexels/fadhil_wy)

Berbeda dari adat Jawa, seusai akad, mempelai pria harus melewati tantangan untuk bisa masuk ke area pelaminan. Pada alan yang akan dilewati mempelai pria menuju pelaminan, akan dibentangkan tali atau bunga melati.

Untuk bisa melewati melati tersebut, mempelai pria yang didampingi oleh perwakilan keluarganya harus bisa menjawab  pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan dialog tembang Madura. Saat perwakilan pihak pria berhasil menjawab, mak melati akan digunting dan mempelai pria bisa masuk ruangan.

7. Mekalabah

Ilustrasi silat madura. (Instagram/ricohasyim1)

Selanjutnya, akan diutus pendekar silat dari masing-masing pihak mempelai yaitu wanita dan pria untuk saling beradu kekuatan. Prosesi ini akan diikuti dengan iringan musik khas Madura.

Saat pendekar dari pengantin pria berhasil memenangkan pertarungan, maka pengantin pria boleh menemui mempelai wanita. Tujuan dari ritual ini adalah sebagai pengingat bagi pengantin pria bahwa ia harus siap dalam menghadapi ujian rumah tangganya.

Baca Juga: 7 Tradisi Pernikahan di Peradaban Kuno yang Menarik Diketahui

Verified Writer

Alvi Nur Jannah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya