Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURI

Idenya out of the box banget

Surabaya, IDN Times - Inovasi digital terus dikembangkan di berbagai sektor. Saat ini telah banyak yang berlomba-lomba membuat online shop untuk memenuhi gaya hidup. Namun, terobosan berbeda dilakukan pasangan suami istri (pasutri) William Liem Colm dan Maria Helena Prayoga.

Keduanya memilih usaha bidang kedukaan. Yakni jasa pengurusan jenazah dan pengadaan peti mati. Menariknya, usaha ini dikemas melalui marketplace 'Solusi Duka'. Inovasi usaha ini pun menjadi pertama kali di Indonesia, sehingga menyabet penghargaan dari Museum Rekor Muri (MURI).

1. Penghargaan menambah semangat untuk mengembangkan usaha

Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURISepasang Pasutri Alumni UK Petra Raih MURI karena inovasi jasa kedukaan daring, Senin (28/10). IDN Times/Istimewa.

Pendiri marketplace 'Solusi Duka', William Liem Coln mengaku sangat bahagia mendapatkan penghargaan dari MURI. Baginya, penghargaan itu merupakan pengakuan bagi karya anak bangsa.

"Ini anugerah luar biasa dari MURI. Setelah penghargaan ini kami harap bisa menjangkau lebih banyak daerah dan penduduk Indonesia," ujarnya saat berada di UK Petra, Surabaya, Senin (28/10).

2. Ide awal muncul dari orang sekitar

Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURISepasang Pasutri Alumni UK Petra Raih MURI karena inovasi jasa kedukaan daring, Senin (28/10). IDN Times/Istimewa.

Ide awal marketplace ini, lanjut William, bemula dari fenomena yang terjadi di sekitarnya. Menurutnya banyak teman dekatnya yang butuh perawatan hingga pemakaman jenazah ketika ada kerabat yang meninggal dunia.

Nah, di zaman serba digital ini belum ada marketplace yang menyediakan kemudahan untuk menghubungi dalam jasa kedukaan itu. Maka, ia menciptakan website Solusi Duka.

"Saya mencoba mempermudah orang yang sedang kesusahan, sehingga mereka menemukan banyak informasi dan mempermudah pengurusan jenazah," jelasnya.

Baca Juga: 9 Inovasi Teknologi Ini Bisa Jadi Kamu Tidak Tahu Sedang Dikembangkan

3. Web berisi tentang jasa mengurus dan memakamkan jenazah

Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURISepasang Pasutri Alumni UK Petra Raih MURI karena inovasi jasa kedukaan daring, Senin (28/10). IDN Times/Istimewa.

Dalam web miliknya, William menampilkan beberapa jasa untuk mengurus kematian. Mulai dari jasa dokumentasi, publikasi, rias jenazah, seremonial pemakaman hingga persemayaman.

"Bisa dilihat langsung. Di dalamnya ada jasa rias untuk jenazah, jasa dokumentasi, jasa publikasi, jasa event organizer, jasa seremonial pemakaman, jasa transportasi jenazah, jasa dekorasi, akomodasi, katering, jasa dokter, jasa peti mati, jasa toiletries, jasa makam, kremasi mayat, freezer mayat, rumah abu dan juga persemayaman," terangnya.

Ke depan, ia akan merekrut vendor di seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan mitra lain. "Kami juga ke depannya berkerja sama dengan mitra, finansial teknologi untuk pengembangan pembayaran," ucap alumnus UK Petra ini.

4. MURI sempat kaget

Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURISepasang Pasutri Alumni UK Petra Raih MURI karena inovasi jasa kedukaan daring, Senin (28/10). IDN Times/Istimewa.

Sementara itu, Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo mulanya cukup kaget ketika ada pengajuan rekor dari sebuah marketplace yang bergerak di bidang kedukaan. Pihaknya membutuhkan waktu untuk menilai marketplace ini. Sebab, pihaknya ingin memastikan 'Solusi Duka' merupakan marketplace yang pertama bergerak di bidang kedukaan.

"Setelah ditelusuri dan banyak bukti yang bisa ditunjukkan bahwa Solusi Duka merupakan marketplace pertama di Indonesia yang bergerak di bidang kedukaan, bahkan dunia," katanya.

5. Rektor UK Petra bangga dengan inovasi alumnusnya

Jadi yang Pertama, Jasa Urus Jenazah Daring Sabet Penghargaan MURISepasang Pasutri Alumni UK Petra Raih MURI karena inovasi jasa kedukaan daring, Senin (28/10). IDN Times/Istimewa.

Sementara itu, Rektor UK Petra Djwantoro Hardjito turut bangga akan raihan yang didapat alumnus UK Petra tahun 2005 tersebut. Baginya, penghargaan itu merupakan dorongan bagi mahasiswa lain untuk bersaing di era revolusi industri 4.0.

"Sekarang masuk revolusi industri 4.0, banyak teknologi baru yang berkembang, yang tersedia dan mengubah banyak hal dari kehidupan kita. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan kesempatan, skill yang tepat, revolusi industri bisa jadi persoalan besar. Tapi, kalau dimanfaatkan ini peluang bagi siapa saja," pungkasnya.

Baca Juga: Ketahui Karakter Mahasiswa UK Petra Berdasarkan Kantin Kesukaannya!

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya