Legenda Timnas Indonesia Berharap Suasana Baru di Kursi Ketua PSSI

Charis juga menyoroti kompetisi berjenjang di Indonesia

Malang, IDN Times - Persaingan ketat terjadi dalam perebutan kursi Calon Ketua Umum PSSI. Ada nama Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti yang bersaing memperebutkan kekuasaan tertinggi di federasi sepakbola Indonesia.

Melihat hal tersebut, legenda Tim Nasional (Timnas) Indonesia sekaligus Pelatih Persela Lamongan, Charis Yulianto memiliki pandangan tersendiri. Tampaknya ia bosan dengan sosok-sosok di tubuh federasi yang itu-itu saja.

"Saya sih siapapun Ketua PSSI akan mendukung. Tapi ini ada orang lama dan orang baru yang juga mengerti sepakbola juga. Saya harap ada suasana baru di posisi Ketua PSSI," terangnya saat dikonfirmasi oleh jurnalis IDN Times pada Jumat (20/01/2023).

1. Sosok baru di PSSI bisa jadi obat

Legenda Timnas Indonesia Berharap Suasana Baru di Kursi Ketua PSSILegenda Timnas Indonesia, Charis Yulianto. (Instagram/charis_yulianto4)

Terlepas dari sosok-sosok lama yang mengerti sepakbola Indonesia, Charis melihat ada nama-nama baru yang setidaknya mengerti dan memiliki pengalaman di lingkungan olahraga dan sepakbola juga. Sehingga ia merasa orang-orang baru ini bisa diibaratkan obat yang bisa menyembuhkan federasi kita yang tengah sakit.

"Saya berharap seperti obat, kita punya yang baru untuk menyembuhkan sepakbola kita agar lebih maju lagi. Orang-orang lama tetap butuh, tapi kita haris selektif juga agar memiliki orang-orang bersih di Exco PSSI," tegasnya.

Baca Juga: Kaesang Gagal, Amir Melenggang

2. Harapan untuk Ketua Umum PSSI baru nantinya

Legenda Timnas Indonesia Berharap Suasana Baru di Kursi Ketua PSSILegenda Timnas Indonesia, Charis Yulianto. (Instagram/charis_yulianto4)

Charis secara pribadi mengatakan mengenal sosok La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir. Pasalnya keduanya bukan nama yang asing dalam dunia sepakbola. La Nyalla yang sudah lama berpengalaman di PSSI, sementara Erick Thohir memiliki pengalaman di banyak klub lokal sampai internasional.

"Harapan saya besar untuk waktunya federasi ini berubah, karena tahun ini banyak momen yang salah. Artinya banyak kejadian yang tidak diduga-duga seperti kompetisi Liga 1 tanpa degradasi, Liga 2 dan Liga 3 tidak berjalan lagi," ujar pria 44 tahun ini.

Ia menegaskan kalau siapapun yang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI haris orang yang bersih. Dan memiliki visi untuk memperjuangkan dan membangun kompetisi yang sehat.

"Ini sangat penting, karena menyangkut timnas juga nantinya. Karena kompetisi yang kuat adalah untuk Timnas juga. Timnas di luar negeri juga kuat karena memiliki kualitas kompetisi yang bagus. Ada degradasi dan ada promosi, karena dengan sistem tanpa degradasi maka tidak akan kompetitif lagi, malah rawan jual beli pertandingan," tuturnya.

3. Kurangnya kompetisi untuk usia muda

Legenda Timnas Indonesia Berharap Suasana Baru di Kursi Ketua PSSILegenda Timnas Indonesia, Charis Yulianto saat melatih tim usia muda. (Instagram/charis_yulianto4)

Mantan bintang Sriwijaya FC ini menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan kompetisi usia muda yang berjenjang. Ia mencontohkan Piala Suratin dan Liga 3 harus juga menjadi fokus.

Ia mengakui jika letak geografis Indonesia tidak mendukung adalah kompetisi yang kompetitif. Pasalnya jarak antar pulau dan wilayah yang sangat jauh. Tapi ia optimis itu bisa diakali dengan sistem yang baik.

"Meskipun tidak bisa dipungkiri jika letak geografis kita jauh-jauh antar pulau. Tapi bisa dijalankan seperti Liga 2 yang per wilayah," ucapannya.

Terakhir, ia hanya ingin menyampaikan jika ia berharap kompetisi bisa lebih sehat lagi. Artinya orang-orang yang duduk di Exco PSSI lebih sehat lagi

Baca Juga: Erick Thohir Banjir Dukungan Jadi Ketum PSSI, La Nyalla: Belum Valid

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya