Cerita Mahasiswi Unair yang Sabet Emas Wushu, Awalnya Cuma Coba-coba

Jangan hanya berfokus pada target, maksimalkan usaha

Surabaya, IDN Times - Alisya Mellynar tak menyangka ia berdiri di podium sembari berkalung medali emas. Ia berhasil membawa pulang emas bagi Jawa Timur di gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua untuk cabang olahraga wushu. Padahal, gadis yang berstatus sebagai mahasiswi Universitas Airlangga ini tak menargetkan gelar juara.

1. Awalnya hanya coba-coba belajar wushu saat diajak sepupu

Cerita Mahasiswi Unair yang Sabet Emas Wushu, Awalnya Cuma Coba-cobaAlisya Mellynar, atlet Jatim peraih medali emas untuk cabor wushu di PON XX Papua (dok. Unair)

Alisya bercerita, ia kali pertama terjun di dunia wushu saat diajak oleh kakak sepupunya di tahun 2011. Saat itu, Alisya masih berusia 10 tahun. Ternyata, ia cukup menikmati olahraga seni bela diri itu.

Alisya kemudian terus menekuni dunia wushu. Ia mulai mencoba peruntungan dan keahliannya di berbagai kompetisi. Sampai akhirnya, ia mendapat peringkat empat dalam sebuah perlombaan di DIY Yogyakarta pada tahun 2014. Prestasi Alisya ini pun mendapat dukungan dari keluarganya.

“Awalnya memang hanya ikut kakak sepupu, tetapi orangtua terus mendukung saya dan
selalu mengantar saya latihan. Hingga tiga tahun berlalu saya memutuskan untuk lebih serius karena saya juga ingin menjadi anak yang berguna bagi orangtua,” ujar Alisya Kamis (7/10/2021).

2. Sempat amat berambisi untuk menang

Cerita Mahasiswi Unair yang Sabet Emas Wushu, Awalnya Cuma Coba-cobaAlisya Mellynar, atlet Jatim peraih medali emas untuk cabor wushu di PON XX Papua (dok. Unair)

Alisya ternyata ketagihan menyecap rasanya menang. Ia menjadi begitu ambisus untuk memenangkan setiap perlombaan yang ikuti. Beberapa ajang yang berhasil ia menangkan di antaranya kejuaraan nasional (Kejurnas) Wushu Junior dan Senior di Semarang tahun 2017, Kejurnas Wushu Junior dan Senior (Piala Presiden dan Piala Raja Sultan Hamengkubuwono X) di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018, serta Kejurnas Wushu Junior dan Senior (Piala Presiden dan Babak Kualifikasi PON 2020) di Bangka Belitung.

Ia juga mengukir prestasi di tingkat internasional antara lain Borneo Martial Arts Open, Sibu, Malaysia tahun 2017 dengan perolehan satu emas dan satu perak. Selain itu, dia juga berhasil memperoleh dua emas pada 3rd World Taijiquan Championships, Burgas, Bulgaria tahun 2018.

“Dalam setiap kompetisi saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk pelatih dan orang tua saya, namun terkadang keinginan saya tersebut juga menjadi beban tersendiri bagi saya,” ungkapnya.

Ia pun kemudian sadar bahwa memberi target tinggi kepada diri sendiri memberikan dampak yang kurang baik. Alisya belajar untuk melihat setiap kompetisi yang ia ikuti dari sudut pandang berbeda. Bukan masalah target juara, Alisya ingin menekankan pada usaha yang ia curahkan selama tampil. 

“Menurut saya, ketika telah memutuskan untuk menggeluti sesuatu maka jangan memberikan usaha yang setengah-setengah. Ketika melakukan sesuatu tidak tulus dari hati maka hasil yang didapatkan juga tidak akan setinggi yang diharapkan,” tuturnya.

Baca Juga: Keluarga Atlet Wushu Lindswell Kwok Tak Hadir di Resepsi Pernikahan

3. Berhasil raih medali emas di tahun pertama ikut PON

Cerita Mahasiswi Unair yang Sabet Emas Wushu, Awalnya Cuma Coba-cobaSejumlah orang berpakaian adat nusantara menari di halaman Kantor Gubernur Papua, Sabtu (19/6/2021). Jelang 105 hari Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 edisi Kota Jayapura di tandai pemukulan tifa, pelepasan balon lampion ke udara, tarian nusantara. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Begitu pula dengan ajang PON XX Papua ini. Menjadi salah satu wakil Jatim, Alisya sebenarnya tak menargetkan medali emas. Apalagi, ia belum berpengalaman mengikuti PON. Ia hanya fokus pada latihan dan seberapa besar usaha yang bisa ia curahkan. Ia rutin mengikuti sesi latihan baik pada tingkat daerah di Surabaya maupun pada program pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta. 

“Ini merupakan kali pertama bagi saya mengikuti PON, sehingga saya juga tidak memiliki target untuk berhasil naik podium,” sebutnya.

Ternyata, usaha benar-benar tak mengkhianati hasil. Tanpa perlu pengalaman sebelumnya, Alisya berhasil menggondol medali emas bagi Jatim. Mahasiswi Prodi D4 Pengobatan Tradisional ini pun berpesan bahwa jangan pernah meremehkan kekuatan usaha dan pengorbanan.

“Jadi, menurut saya ketika kita telah mendapat banyak pengorbanan dari oranglain
contohnya dari orangtua maka setidaknya kita juga dapat memberikan pengorbanan yang
sama untuk mereka,” pungkasnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Saksikan Langsung Pertandingan Wushu PON Papua

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya