Keluarga Sudah Ikhlas Lepas Kepergian Hero Tito
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Dunia tinju nasional tengah berduka. Hal tersebut setelah salah satu petinju nasional asal Malang, Hero Tito meninggal dunia. Petinju asal Desa Banjar Rejo, Pakis, Kabupaten Malang itu meninggal dunia setelah mengalami cedera kepala saat bertanding menghadapi James Mokoginta. Sebelum meninggal, yang bersangkutan sempat mengalami koma dan harus menjalani operasi kepala.
1. Dimakamkan di Pakis, Malang
Hero Tito atau yang bernama asli Heru Purnomo sendiri meninggal pada Kamis (3/3/2022) di Jakarta. Kemudian jenazah dibawa ke Malang untuk dimakamkan. Tampak sejak Jumat pagi (4/3/2022) kediaman korban yang berada di RT 03 RW 03 Desa Banjarejo, Pakis Kabupaten Malang ramai dengan pelayat.
Setelah tiba di rumah duka, jenazah langsung disemayamkan dan disalatkan oleh para pelayat mulai dari kerabat, tetangga hingga rekan-rekannya. Sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah dibawa ke tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo untuk dimakamkan. Isak tangis mengiringi perjalanan jenazah Hero Tito menuju tempat peristirahayan terakhirnya. Hero Tito meninggal dunia di usia yang terbilang cukup muda yakni 36 tahun.
"Secara pribadi, dia orang yang sangat baik. Sopan kepada keluarga, kakak, adiknya dan orang tua. Hero termasuk orang yang disiplin dan baik hati baik ketika di rumah maupun saat di Jakarta," papar Siswanto, kakak kandung korban, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga: Petinju Hero Tito Meninggal Usai Tarung di Holywings
2. Sudah mengenal tinju sejak kecil
Siswanto menambahkan bahwa adiknya tersebut sudah mengenal tinju sejak umur 11 tahun. Saat itu, Hero Tito masih SD kelas 5. Dirinyalah yang mengenalkan olahraga tinju kepada sang adik. Pasalnya dari seluruh keluarga hanya dirinya dan sang adik yang akhirnya menggeluti olahraga tinju.
"Dulu saya petinju juga latihan di Jaguar. Dia awalnya belajar sendiri karena melihat saya latihan. Kemudian dia juga ikut menjadi petinju," imbuhnya.
3. Ada satu kebiasaan yang selalu dilakukan Hero Tito
Siswanto menambahkan bahwa ada satu hal yang selalu ia ingat dari sosok sang adik. Hero Tito selalu meminta pijat setiap kali selesai latihan tinju. Hal itulah yang kemudian membuat kebersamaan Hero Tito dan dirinya menjadi cukup dekat. Bahkan hingga kini momen tersebut merupakan salah satu yang tidak bisa ia lupakan.
"Kalau ingat momen itu sekarang rasanya pasti terharu," sambungnya.
4. Ada satu impian yang belum terealisasi
Terlepas dari itu, Siswanto menyebut bahwa ada satu keinginan dati Hero Tito yang hingga kini belum terealisasi. Keinginan tersebut adalah menyelesaikan pembangunan rumah pribdinya di Dusun Sindurejo RT 03 RW 03,Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Selain itu, yang bersangkutan juga masih ingin meningkatkan karir tinjunya.
"Terkahir dia menyampaikan ingin mengejar target main di Australia," pungkasnya.
Baca Juga: Mirip Mike Tyson, Petinju Mau Gigit Lawan di Olimpiade Tokyo