Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya akan menerapkan pembayaran parkir non tunai secara serentak di 1.370 titik pada 1 Februari 2023. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi masih akan melihat antusiasme masyarakat ketika parkir non tunai ini diterapkan.
Eri mengatakan, jika sudah diterakan nanti dirinya ingin tahu apakah warga Surabaya sudah siap atau tidak dengan pembayaran parkir non tunai. Bila tidak siap, maka dirinya akan menggunakan sistem pembayaran lain.
"Saya juga khawatir, nanti warga Surabaya ternyata gak siap QRIS pas wayahe bayar (saat waktunya membayar), tapi kita akan coba itu (pembayaran non tunai)," ujar Eri, Senin (29/1/2024).
Jika nantinya masyarakat lebih senang membayar parkir dengan sistem tunai, maka masyarakat diberi opsi, masyarakat bisa membayar dengan sistem tunai atau non tunai.
"Atau kita akan buka lagi, ono seng bayar duit sak karepe, ono seng bayar voucher sak karepe. Ojo-ojo warga Surabaya ngomong non tunai ternyata QRIS-e gak siap, aku ya khawatir (adanya yang bayar yang terserah, ada yang bayar vochet terserah. Jangan-jangan warga Surabaya bang non tunai ternyata QRIS tidak siap, aku juga khawatir),' sebut dia.
Eri juga tengah mempertimbangkan pendapat juru parkir (jukir) dan masyarakat. Jukir berpendapat pembayaran menggunakan karcis lebih baik, sementara masyarakat berpendapat non tunai lebih baik agar Pendapat Asli Daerah) tidak bocor.
"Kalau ternyata di sini (pembayaran non tunai) belum ketemu (solusi), ya berarti warganya belum siap," ucapnya.
Untuk itu, ia akan melakukan evaluasi setelah penerapan parkir non tunia ini dilakukan serentak pada 1 Februari mendatang. Hal ini agar penerapan pembayaran parkir di Kota Surabaya berjalan lebih baik dan PAD tidak bocor.
"1 Februari tetap jalan ya, semua titik harus saya coba kalau orang-orang gak bisa (menggunakan non tunai) gimana masa tak terusno (gimana masa saya teruskan)," pungkas dia.