[WANSUS] Bupati Fauzi, Memoles The Soul of Madura

Membangunkan pariwisata demi UMKM warga

Dua setengah tahun, geliat pariwisata di Kabupaten Sumenep terhenti karena Pandemik COVID-19. Padahal, daerah yang dijuluki The Soul of Madura itu, terkenal dengan destinasi wisata alam yang tumbuh dari kearifan lokal. Juga otomatis, perekonomian yang didominasi UMKM ikut lesu.

Nah, sekarang saat pandemik berakhir, pemerintah berasumsi pariwisata adalah kunci. Sektor periwisata dianggap paling masuk akal untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi, salah satu pemimpin daerah yang tengah menerapkan strategi pemulihan ekonomi di daerahnya melalui menggeliatkan sektor pariwisata. Sepekan lalu, bersama IDN Times di salah satu hotel di Surabaya, Bupati Fauzi membagikan cerita strateginya memoles kembali The Soul of Madura ini. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana geliat pariwisata di Sumenep pasca-pandemik?

Sudah banyak orang tahu, potensi sumenep ini pariwisata. Setidaknya 17 destinasi wisata, baik wisata bahari, wisata kesehatan, wisata alam, maupun wisata buatan. Memang potensi ini tidak bisa maksimal pasca saya dilantik 2021. Karena pandemik COVID-19 semua destinasi tutup sementara. Tahun 2022 bulan 10, kami buka kembali secara penuh, kemudian disusul pelonggaran dari pemerintah pusat kemarin. Kami mulai berpikir membenahi pariwisata yang pada 2020-2022 berjalan satgnan.

Kami tidak bisa sendiri dalam mengembangkan potensi ini. Maka kami bangun wisata berbasis pentahelix yang melibatkan unsur media seperti IDN Times ini, lalu akademisi sesuai kepakaran, dan pihak lainnya.

Karakteristik pariwisata di Sumenep ini seperti apa?

Dari awal pariwisata di Sumenep ini berbasis masyarakat, tumbuh dari bawah. Kami pemerintah hanya menambahkan edukasi tentang kesadaran warga pada pariwisata, sehingga tumbuhnya pelan tapi pasti. Pariwisata tumbuh dari kelompok masyarakat, pemerintah memberi stimulan, sehingga ada Bumdes dan Pokdarwis. Fungsi pemerintah membuat kebijakan, memberikan kesadaran pariwisata dan bantuan anggaran. Sampai kemudian ada yang dikenal luas karena mendapat penghargaan, seperti wisata mangrove di desa Kedungdadap, kemudian wisata Keris.

Baca Juga: Jokowi Kerap Pakai Batik Sumenep, Apa Sih Kerennya?

Target berikutnya apa yang pengin dicapai dari destinasi wisata Sumenep ini?

[WANSUS] Bupati Fauzi, Memoles The Soul of MaduraBupati Sumenep Achmad Fauzi saat berbincang dengan IDN Times. (IDN Times/Ardiansyah Fajar)

Mimpi saya di jangka pendek itu destinasi pariwisata Sumenep menjadi rujukan wisatan di seluruh Jatim. Kemudian jangka menengah jadi rujukan wisata nasional, dan jangka panjangnya tentu jadi rujukan wisatawan mancanegara.

Target kami untuk Sumenep ke depan tetap sesuai potensinya yakni pariwisata. Karena sektor parwisata erat hubungannya dengan UMKM. Di Sumenep ini dari 6.575 usaha yang terdaftar di Nomor Induk Berusaha (NIB) rata-rata 95 persenya adalah UMKM, sisanya umum. Sehingga, nilai investasi Rp1 triliun itu boleh dibilang 95 persen dari perputaran UMKM. Inilah kenapa kita genjot pariwisata, karena berdampak langsung bagi UMKM, baik kulinernya, oleh-oleh, maupun kerajinan.

Maka dari itu, pasca COVID-19 ini pemulihan ekonomi melaui sektor pariwisata jalan tercepat. Begitu saya promosikan, tanggal 1 Februari 2023 kemarin kapal pesiar yang sebelumnya tidak ada trip sekarang perdana membuka lagi. Para agensi wisata mulai mengaktifkan kemabali agenda wisata bahari ini. Ada sedikitnya 32 kapal pesiar di tahun-tahun sebelumnya, yang setiap kapalnya berisi 175-600 orang. Kami yakin mulai kembali normal tahun ini. Mohon doanya.

Baca Juga: 5 Tips Liburan Hemat ke Sumenep, Eksplor Ujung Timur Pulau Madura

Bagaimana agar wisata Sumenep jadi primadona Wisnus maupun Wisman?

[WANSUS] Bupati Fauzi, Memoles The Soul of MaduraGili Iyang (instagram.com/galericakep)

Untuk mencapai itu butuh proses dan keseriusan pemerintah juga sih. Pemerintah daerah sesuai kemampuan kami bagaimana bandara bisa berdiri, sekarang sudah dan sudah beroperasi. Kami berkolaborasi, kami membebaskan tanahnya, pemerintah pusat membangun dan operasionalnya.

Demi memudahkan transportasi laut, di beberapa destinasi wisata, kami bangun Dermaga dan Pelabuhan. Pelabuhan ada di Gili Iyang, baik di sisi Gili Iyang maupun sisi Dungkek. Lalu, di Gili Labak kami bangun tambatan labuh, di Pantai Sembilan juga tambatan labuh, bisa untuk sandar perahu para wisatawan.

Dalam mewujudkan transportasi laut atau wisata bahari, kami baru memasukkan unsur transportasi modern seperti speed boat  di tahun 2023 ini, baru kami izinkan ada 2 speed boat untuk mengimbangi kearifan lokal. Karena kami membangun wisata ini pelan-pelan, biarkan kekuatan masyarakat tumbuh dulu. Begitu masyarakat merasakan, baru bantuan keuangan pemeritnah masuk.

Infrastruktur akses darat menuju pariwisata sudah kami perhatikan, lampu menuju akses wisata bagus, telekomunikasi kami perhatikan, karena Sumenep ini ada kepulauan juga, yang memang belum semuanya pariwisatanya kami kembangkan.

Bagaimana jurus membangun wisata berbasis kearifan lokal ini?

Kami tidak membangun wisata sekonyong-konyong tanpa memperhatikan kearifan lokal. Karena sesungguhnya wiata ini tujuannya sama, untuk kesejahteraan masyarakat, kita sangat hati-hati memperhatikan unsur budaya masyarakat.

Dengan melibatkan peran besar masyarakat, maka pemerintah lebih mudah menggerakkan perekonomian. Masyarakat diberikan rasa dulu dari dampak wisata, jadi pihak ketiga belum boleh. Meskipun pada tahun 2021 sudah mulai dibuka izin hotel bintang 4, sekarang pembangunan 2024 jadi. Kita ini pelan-pelan, kita gak bisa buru-buru. Karena okupansi hotel di sumenep di atas 60 persen, maka sangat menarik kalau ada hotel bintang 4.

Kami juga sedang menyiapakan Perbub untuk menfasilatasi datangnya investor. Kami memberikan kemudahan bagi siapaun pihak ketiga yang ingin berinvestasi, berupa pemberian insentif khusus seperti pengurangan retribusi pajak jika investasi mempergunakan sdm lokal mayoritas. Lalu, jika investasi benar-benar berdampak pada kesejahteraan masyarakat, dan menggunakan SDA Sumenep.

Nah, untuk agenda wisata tahunan tahun ini kami rilis kalender of event untuk mensupport wisata agar pulih. Tahun ini ada 54 event wisata. Kemarin hari jadi Sumenep juga sudah berjalan baik. Tahun ini sudah ada kelender event secara matang pokoknya.

Inovasi pelayanan publik tentu wajib ada demi kenyamanan wisatawan. Bagaimana pelayanan publik di Sumenep?

[WANSUS] Bupati Fauzi, Memoles The Soul of MaduraBupati Sumenep Achmad Fauzi saat berbincang dengan IDN Times. (IDN Times/Ardiansyah Fajar)

Mulai akhir tahun 2021 lalu, kami punya program Call Center 112 untuk pelayanan gawat darurat kaitannya juga untuk para wisatawan. Jaminan keamanan dan kenyamanan wisatawan. Ini masuk dalam pengelolaan Diskominfo yang di dalamnya juga ada ada leading sektor lainnya yang menganai melalui radio digitalsiasi.

Teknisnya, masyarakat bisa melaporkan keluhan atau permohonan pertolongan melalui Call Center 112. Kemudian diterima oleh operator dan langsung terdistribusi melalui HT petugas di lapangan. Misalnya ada orang orang sakit membutuhkan ambulan maka langsung bisa meluncur. Gerakan mobilnya juga terpantau, bahkan kebakaran juga terdeteksi juga.

Kemudian, untuk kemudahan akses komunikasi kami persiapkan wifi corner gratis di beberapa titik blank spot. Kami memberi layanan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung Sumenep.

Selain pelayanan kedaruratan, kami juga ada pelayanan administrasi kependudukan, yang bisa diprint di rumah masing-masing warga. Misalnya ada warga yang butuh KK atau akta lahir, tinggal masuk ke aplikasi tinggal ngeprint. Kalau gak bisa computer tinggal pergi ke kantor desa minta diprintkan petugas. Kecuali KTP blangkonya khusus.

Kami juga ada pelayanan Kesehatan gratis bagi bayi baru lahir, namanya layanan Siap Lahir. Jadi begitu bayi lahir diberi administrasi kependudukan langsung gratis pelayanan kesehatannya. Pelayanan langsung dirasakan masyarakat. Program ini mengurangi kemiskinan baru.

Baca Juga: Sumenep Bersiap Sambut Wisman, Tawarkan Golden Triangle

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya