Hadiah Sepatu PDL dari Ayah yang Belum Sempat Diterima Serda Pandu

Pandu satu dari dua awak KRI Nanggala asal Banyuwangi

Banyuwangi, IDN Times - Sepekan sebelum kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021), salah satu awak kapal selam KRI Nanggala 402, Serda ED Pandu Yuda Kusuma, sempat berkomunikasi dengan ayahnya, Peltu Wahyudi melalui video call.

1. Sempat pamer sepatu

Hadiah Sepatu PDL dari Ayah yang Belum Sempat Diterima Serda PanduFoto Serda ED Pandu Yuda bersama istrinya, salah satu awak KRI Nanggala 402. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dalam percakapan itu, Wahyudi berniat pamer sepatu kepada anaknya, berupa sepatu PDL milik tentara. Sepatu tersebut sebenarnya kiriman dari TNI untuk Wahyudi di masa terakhir sebelum ia pensiun sebagai tentara.

“Yang paling berkesan itu kemarin, terakhir baru Minggu kemarin, saya pamerin sepatu PDL pembagian saya, lewat video call,” kata Wahyudi saat ditemui di rumahnya, Lingkungan Sobo, Kabupaten Banyuwangi, Minggu malam, (25/4/2021).

“Le ayah punya pembagian sepatu”

“Wah bagus sepatunya, untuk siapa?”

“Ya untuk sampean, bukan untuk siapa siapa, Ayah habis ini pensiun,” kata Wahyudi menceritakan percakapan dengan anaknya.

2. Nomor sepatu buat anaknya

Hadiah Sepatu PDL dari Ayah yang Belum Sempat Diterima Serda PanduRumah orang tua Serda ED Pandu Yuda, salah satu awak KRI Nanggala 402. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Tidak seperti biasanya, kali ini Wahyudi ingin memberikan jatah sepatu PDL untuk anaknya. Dia juga sudah memesan nomor sepatu PDL tersebut sesuai ukuran milik anaknya.

“Saya lihat sepatu jadi terenyuh. Saya sama Pandu kan seperti adik kakak, kalau dia dapat pembagian apa suka pamer ke saya. Sebaliknya saya, saya pamerkan. Makanya sepatu itu saya milih ukurannya dia, memang maksud mau saya kasihkan dia,” jelasnya.

“La terus sampai kejadian, dia nggak pulang itu,” tambahnya.

3. Berharap bisa merawat yang terakhir kali

Hadiah Sepatu PDL dari Ayah yang Belum Sempat Diterima Serda PanduKeluarga Serda ED Pandu Yuda di Banyuwangi. IDN Times/M Ulil

Sejak mendengar kabar KRI Nanggala 402 hilang kontak, Wahyudi bersama warga di Lingkungan Sobo, menggelar doa rutin setiap malam. Hingga puncak kabar duka sampai di telinga Wahyudi, bahwa KRI Naggala 402 telah ditemukan terbelah menjadi tiga bagian di perairan utara Bali.

“Saat kejadian warga sini kompak, minta istighosah, ya doa di sini tiap malam. Kejadian, mulai Kamis sampai saat ini,” ujarnya.

Wahyudi mengatakan meski anaknya sudah dinyatakan meninggal bersama 52 awak KRI Nanggala lainnya, berharap bisa mengurus jenazah Pandu untuk terakhir kalinya.

“Tetap, sebagai orang tua mengharap kembali dalam kondisi apa pun. Ya kalau memang dinyatakan gugur bisa dibawa pulang, sebagai orang tua bisa merawat untuk yang terkahir kalinya,” harapnya.

“Kalau mamanya ya pingsan, nangis. Adik kamar depan, ibu di kamar belakang, saya yang wira wiri,” ujarnya.

Mohamad Ulil Albab Photo Verified Writer Mohamad Ulil Albab

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya