Belum Terlihat Moncer, Pengamat Menilai Eri Cahyadi Perlu Dream Team

Wali Kota adalah manajer tim

Surabaya, IDN Times – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didesak untuk membuat ”dream team” atau tim dalam menjalankan tugasnya pembangun Kota Pahlawan. Di dalam dream team itu berisi orang-orang pilihan yang satu visi dalam menggerakkan organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mewujudkan visi dan janji kampanye Eri Cahyadi.

Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Andri Arianto, jika ingin menciptakan sejarah di Kota Surabaya, Eri harus menyiapkan personelnya dengan baik dan tepat.

"Pak Wali Kota Surabaya (Eri Cahyadi, red) tidak bisa hanya didukung oleh kepala dinas yang pintar atau ASN yang cerdas. Itu saja tidak cukup. Tapi harus punya tim yang solid. Dan tim yang loyal 100 persen menyukseskan visi wali kota, tidak tengok kiri-tengok kanan," ujar Andri, Jumat (17/12/2021).

1. Medan menantang untuk mengukir sejarah

Belum Terlihat Moncer, Pengamat Menilai Eri Cahyadi Perlu Dream TeamWali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menemui pendemo warga Madura dari balik pagar Taman Surya Balai Kota Surabaya. IDN Times/Fitria Madia.

Andri mengatakan, medan yang dihadapi Eri Cahyadi cukup menantang dalam menorehkan sejarah di Surabaya lantaran pandemik COVID-19 yang memukul hampir semua sektor kehidupan. Visi Eri Cahyadi, yaitu ”gotong royong menuju Surabaya kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan”, adalah sebuah visi besar yang membutuhkan tim impian untuk mewujudkannya.

Baca Juga: Profil Eri Cahyadi, Birokrat Muda Pemimpin Surabaya

2. Peran seorang wali kota sama dengan manajer

Belum Terlihat Moncer, Pengamat Menilai Eri Cahyadi Perlu Dream TeamWali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau kesiapan PSEL Benowo, Senin (3/5/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

Andri mengibaratkan, jika sebuah klub sepakbola, wali kota adalah sosok manajer. Sebagai manajer, tidak hanya berfikir bagaimana mengelola taktik dan memenangkan pertandingan. Tapi juga harus mempunyai strategi jangka panjang, bagaimana cara menjaga performa terbaiknya.

Selain itu, kata Andri, manajer juga harus mengetahui karakter para pemainnya. Jika orang itu penyerang, tidak mungkin ditaruh sebagai pemain belakang. Begitu pula dengan kiper, tidak mungkin akan dijadikan sebagai penyerang.

“Semua tahu Christiano Ronaldo itu penyerang hebat. Tapi kalau dijadikan kiper, dia belum tentu hebat. Kurang-lebih perumpamaannya seperti itu. Maka Eri harus cermat. Dan Eri punya modal kecermatan itu, karena dia sudah bertahun-tahun menggeluti dinamika Pemkot Surabaya,” ungkapnya.

3. Memilih personel dengan asesmen

Belum Terlihat Moncer, Pengamat Menilai Eri Cahyadi Perlu Dream TeamPengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Andri Arianto. Dok. Istimewa.

Untuk mengetahui pemain-pemain itu berada di posisi yang tepat, jelasnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan asesmen. Eri Cahyadi sudah tepat menggandeng tim independen, yang kompeten untuk melakukan asesmen.

“Langkah asesmen oleh tim independen sudah tepat. Itu awal dari terbentuknya tim birokrasi yang solid dengan spirit persaingan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, berorientasi pada hasil, dan inovatif.  Jangan sampai wali kota memiliki tim yang hanya menunggu perintah. Baru melaksanakan jika wali kota meminta. Dia harus mampu menerjemahkan visi-misi wali kota,” tegasnya.

Baca Juga: Kasus Menurun, Hotel Asrama Haji Surabaya Kembali Nol Pasien

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya