Minat Anak Muda Surabaya untuk Meneliti 10 Kali Lebih Besar

Surabaya, IDN Times - Rasanya tidak salah bila Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI menganugerahkan Surabaya sebagai kota layak anak tahun 2018. Pasalnya, Surabaya menjadi salah satu kota yang menjanjikan masa depan cerah bagi anak-anaknya.
Hal itu tercermin melalui Lomba Peneliti Belia 2018 yang digelar di Gedung Wanita Kalibokor dari Kamis-Jumat (4-5/10). Adapun jumlah peserta pada lomba ini mencapai 928 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dengan 478 penelitian.
1. Minat penelitian siswa-siswi di Surabaya lebih tinggi dari kota lain
Ketua Center for Young Scientist, Monika Raharta mengatakan, minat peneliti muda di Surabaya 10 kali lipat bila dibandingkan dengan provinsi lain. Bahkan, Surabaya menjadi yang paling atas menggeser Yogyakarta.
"Yang membedakan Surabaya dengan lomba di provinsi lain adalah pesertanya yang sangat banyak, bisa 10 kali lipat malah. Dan di provinsi lain, itu kebanyakan yang muncul sekolah-sekolah swasta. Tapi di Surabaya tidak, tersebar merata (sekolah swasta dan negeri). Dan ini luar biasa," kata Monita selaku penanggung jawab acara juga.
Baca Juga: Surabaya Juga Dilewati Patahan Aktif, Ini Titiknya
2. Perwakilan Surabaya sudah mencatatkan prestasi di tingkat internasional
Nantinya, para pemenang akan diikutsertakan untuk perlombaan tingkat nasional dan internasional. Alasan mengapa Surabaya sudah menyelenggarakan acara ini sebanyak lima kali karena kota ini sudah menghasilkan banyak peneliti muda yang sukses di kancah internaisonal.
"Banyak lho yang memenangi lomba internasional dari Surabaya. Karena memang penilitiannya bagus dan kreatif, makanya berani kami lombakan," imbuh Monika.
3. Surabaya ingin menjadi kota yang penuh akan inovasi
Terakhir, harapan Monika melalui lomba ini adalah para siswa di Surabaya mampu menciptakan inovasi yang melahirkan produk kebanggaan dalam negeri
Monika
"Banyak kasusnya anak-anak kita sudah menemukan inovasi, tapi kita keduluan tetangga karena gak ada pihak yang membantu produksi, akhirnua yang keluar di pasaran adalah produk luar negeri. Makanya kami mengimbau kepada banyak pihak terkait hal ini," tutup dia.
Baca Juga: Risma: Jadi Peneliti Sukses Tak Perlu Tunggu Selesai Kuliah