Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek Wonokromo

3 tahun terakhir, ia mulai berjenggot & bercelana cingkrang

Surabaya, IDN Times - Malam perayaan 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Surabaya tercoreng akibat insiden terorisme. Bukan ledakan yang fantastis, tapi aksi individu yang cukup dramatis. Dua anggota SPKT Polsek Wonokromo diserang oleh lelaki kelahiran Sumenep bernama Imam Musthofa.

Kala memasuki kantor kepolisian, ia berkedok sebagai masyarakat yang hendak melaporkan suatu perkara. Jarum jam menunjukkan pukul 16.45 WIB ketika diterima oleh bagian SPKT. Dia membawa tas gendong yang ternyata di dalamnya berisikan senjata tajam.

Setelah dilihatnya peluang, pada 17.00 WIB, ia meloncat sembari menyerang petugas dengan celurit. Aiptu Agus Sumartoni harus mendera luka di tangan, pipi sebelah kanan, dan kepala bagian belakang. Briptu Febian juga menjadi korban. Dalam kondisi bersimba darah, mereka segera dilarikan ke RS RKZ Surabaya.

1. Pelaku penyerangan memakai atribut seperti simbol ISIS

Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek WonokromoIDN Times/Istimewa

Polisi tidak menaruh curiga terhadap lelaki yang masuk kantor dengan jaket dan celana cokelatnya. Tidak butuh waktu lama polisi melumpuhkannya. Saat diperiksa, ternyata ia memakai kaus hitam dengan kalimat tahlil menggunakan font ISIS.

“Dari keterangan dan kami melakukan interogasi sementara. Ya (Pelaku menggunakan logo ISIS). Ingin melakukan amaliyah sendirian,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, di lokasi kejadian.

Waktu isi tasnya digeledah, di dalamnya terdapat golok, ketapel, airsoft gun, celurit, dan kertas fotokopian berlambangkan ISIS.

Baca Juga: [BREAKING] Pelaku Penyerang Polsek Wonokromo Berbaiat dengan ISIS

2. Pelaku beserta keluarganya hijrah dalam tiga tahun terakhir

Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek WonokromoIDN Times/Vanny El Rahman

Informasi yang diperoleh IDN Times, pelaku bersama istri dan ketiga anaknya bermukim di Jalan Sidosermo IV Gang I. Mereka menyewa satu kamar kos sejak lima tahun silam. Saat mendatangi lokasi tersebut, warga sudah ramai mengerumuninya. Polisi juga sudah mengamankan istri dan anak-anaknya. Garis polisi juga sudah terpasang.

Menurut pengakuan Ainun Arif (43), salah satu warga setempat, perilaku korban berubah sejak tiga tahun terakhir. Mereka menjadi keluarga yang tertutup, enggan bersosialisasi kecuali sekadar bertegur sapa, keluar rumah hanya untuk mengantarkan anaknya ke sekolah.

“Setahu saya, sejak anaknya masuk sekolah di MI Baiturrahman, tiga tahun lalu kira-kira, mereka jadi sering ikut pengajian di sana. Mereka ikut ngaji sama yang cingkrang-cingkrang begitu,” kata lelaki yang juga ketua RT setempat.

3. Sang istri mulai bercadar dan suami mulai menggunakan celana cingkrang

Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek WonokromoIDN Times/Vanny El Rahman

Warga awalnya tidak ambil pusing dengan perubahan pelaku. Sejak hijrah, bersamaan dengan anaknya masuk MI Baiturrahman, Fatimah yang merupakan istri dari Imam sudah mulai menggunakan kerudung panjang.

“Baru beberapa bulan belakangan ini aja pake cadar,” kata seorang ibu rumah tangga yang tidak ingin disebutkan namanya.

Sementara, Imam mulai menggunakan celana cingkrang. Setahu warga, pekerjaan sehari-hari Imam adalah menjajakan makaroni untuk dititipkan dari satu warkop ke warkop lainnya.

“Pas mulai ikut pengajian di sana (Masjid dekat MI Baiturrahman) Imam juga mulai panjangin jenggot. Tertutup sih iya, tapi kalau ketemu di jalan juga masih nyapa,” kata warga lainnya.

4. Tidak pernah salat di musala terdekat

Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek WonokromoIDN Times/Vanny El Rahman

Lanjut Ainun, dia mengaku tidak pernah melihat Imam atau istrinya salat di musala setempat. Padahal, waktu tempuh antara kosan dengan mushalla kurang dari tiga menit. “Dia lebih memilih salat yang jauh. Ya itu di dekat sekolah anaknya.”

Di tahun-tahun awal pindah ke sana, Imam masih sering menghadiri undangan tahlilan. Namun, sejak tiga tahun terakhir, dia jarang menghadiri undangan apabila ada kegiatan keagamaan. Padahal, kosannya  dekat dengan pesantren-pesantren kecil.

Warga mengaku tidak pernah melihat seseorang masuk ke rumahnya. Kecuali salah seorang warga asal Madura yang ditemui IDN Times. Dia mengaku pernah melihat dua orang lelaki bercelana cingkrang dengan tangan kosong memasuki kosan tersebut.

Baca Juga: [BREAKING] Pelaku Penyerang Polsek Wonokromo Bermotif Jihad

5. Pendalaman diserahkan kepada Densus 88

Kesaksian Tetangga Soal Terduga Teroris Penyerang Polsek WonokromoIDN Times/Ardiansyah Fajar

Untuk mencari tahu sejauh mana pelaku terpapar paham radikal dan bagaimana ia berafiliasi dengan ISIS, Barung menjelaskan bila kasus ini telah diambil alih oleh Densus 88. Untuk sementara waktu, penjagan di Mapolsek Wonokromo lebih diperketat.

Polisi juga belum bisa mengatakan bagaimana kondisi psikologi korban saat nekat menerobos markas aparat. “Yang menjawab ya nanti ada doktor kepolisian. Penyelidikan secara konperehensif melihat dari pada pelaku. Tentunya ada pengembangan, pengembangan wilayah Densus,” tutup Barung.

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya