Run for Justice, Sindiran Aremania untuk Kasus Kanjuruhan 

Run for Justice bertepatan 100 hari Tragedi Kanjuruhan

Malang, IDN Times - Tepat pada 100 hari Tragedi Kanjuruhan, sejumlah pelari asal Malang dan sekitarnya melakukan aksi bertajuk Run for Justice di Stadion Kanjuruhan pada Minggu (08/01/2023). Aksi ini dilakukan untuk menyindir gerak aparat yang dirasakan lambat dalam menyelesaikan kasus yang menelan 135 korban jiwa ini.

"Kenapa kami hari ini berlari adalah dalam rangka 100 hari Tragedi Kanjuruhan. Dan kami tidak hanya sekedar berlari tapi punya visi, latar belakangnya adalah proses hukum Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan yang sampai hari ini jalan di tempat. Maka kami hari ini mengambil tema Run For Justice!" terang Susanto Setiawan selaku Koordinator Run for Justice.

Susanto mengatakan kalau kegiatan ini diikuti oleh 100 pelari yang tidak hanya dari Malang saja, tapi mulai dari Pasuruan sampai Blitar. Selain itu, para pelari akan menempuh jarak 13,5 kilometer dengan start di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang sebagai loaksi Tragedi Kanjuruhan.

"Kami hari ini ada 100 pelari sesuai dengan 100 hari Tragedi Kanjuruhan. Dengan panjang rute 13,5 kilometer sesuai dengan jumlah korban Tragedi Kanjuruhan yaitu 135 korban jiwa," jelasnya.

1. Rute maraton

Run for Justice, Sindiran Aremania untuk Kasus Kanjuruhan Para peserta Run for Justice untuk 100 hari Tragedi Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Rute maraton dan jarak yang akan ditempuh para pelari juga telah diperhitungkan dengan matang agar sesuai dengan jumlah korban jiwa. Selain itu rute lari disengaja melewati Polres Malang agar aparat kepolisian melihat aksi mereka.

"Start di Stadion Kanjuruhan, kemudian ambil arah kiri sampai perempatan Yon Zipur, kemudian belok kanan ke arah Panggurejo, lalu belok kanan lurus sampai perempatan Kepanjen. Kemudian belok kiri sampai Sukun atau Dilem sampai Jalan Semeru, lalu belok kanan sampai depan Polres Malang, lalu lurus kembali ke perempatan Kepanjen setelah itu belok kiri ke arah Jalan Panji, lalu ke perempatan Yon Zipur dan kembali ke Kanjuruhan," bebernya.

Para pelari juga melakukan aksi simbolis sebelum dan sesudah berlari. Akan ada doa bersama dalam memperingati 100 hari Tragedi Kanjuruhan.

"Sebelum berangkat kita akan berdoa dulu terkait para korban dan keluarga korban. Lalu setelah finish kita juga akan berdoa bersama lagi," paparnya.

2. Nama korban Tragedi Kanjuruhan di setiap nomor dada pelari

Run for Justice, Sindiran Aremania untuk Kasus Kanjuruhan Para peserta Run for Justice untuk 100 hari Tragedi Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Demi mengenang para korban jiwa Tragedi Kanjuruhan, setiap peserta akan dibekali nomor dada yang tercantum nama-nama setiap korban Tragedi Kanjuruhan. Nama-nama korban tertulis besar di nomor dada sehingga bisa dilihat dengan jelas pengguna jalan.

"Setiap pelati nanti akan terpasang nomor dada yang masing-masing tertulis nama korban jiwa. Karena sebagai pelari tidak hanya berlari, tapi punya misi kemanusiaan untuk mengingatkan kepada aparat bahwa kami tidak tinggal diam, bahwa kami mengangkat tema run for justice ini karena keadilan harus ditegakkan," jelasnya.

3. Pesan untuk aparat penegak hukum

Run for Justice, Sindiran Aremania untuk Kasus Kanjuruhan Susanto Setiawan selaku Koordinator Run for Justice untuk 100 hari Tragedi Kanjuruhan. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Pria paruh baya ini sekali lagi menegaskan kalau aksi ini adalah bentuk sindiran terhadap aparat yang sampai hari ini ternyata tidak serius mengusut tuntas kasus Tragedi Kanjuruhan. Ia mellihat aparat tidak objektif dalam menangani kasus ini.

"Kami sengaja tidak melakukan kegiatan yang sampai membuat macet jalan, kami tetap berlari dengan santun. Kemudian harapannya kegiatan ini mendapatkan respon dari masyarakat dengan tidak membuat macet jalan," paparnya.

"Tapi visi misi kami tersampaikan bahwa ini adalah bentuk sindiran terhadap masyarakat. Bahwa hukum ini harus tetap berjalan," imbuhnya.

Terakhir, ia menjelaskan kalau ini bukanlah aksi pertama mereka, ini adalah aksi kedua. Dan ia meyakini ini bukan aksi terakhir mereka di masa depan.

"Kami sebenarnya sudah 2 kali melaksanakan acara ini, yang pertama saat 40 hari Tragedi Kanjuruhan, dan sekarang yang kedua. Kami sengaja membatasi jumlah pelari, awalnya 135 pelari sesuai jumlah korban tapi sekarang temannya kan 100 hari Tragedi Kanjuruhan, makanya kami putuskan 100 pelari saja," pungkasnya.

Baca Juga: Aremania Gelar Doa Bersama 100 Hari Tragedi Kanjuruhan

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya