Eks Teroris ISIS Ceritakan Panjangnya Proses Deradikalisasi Dirinya

Menurut mantan ISIS ini, tidak mudah keluar dari ideologinya

Malang, IDN Times - Aksi terorisme di Polsek Astana Anyar yang dilakukan Agus Sujatno (34) warga Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat membuka mata publik. Peristiwa itu menjadi bukti bahwa proses deradikalisasi di Indonesia belum maksimal. Agus sendiri diketahui adalah mantan narapidana terorisme yang sempat ditahan di Lapas Kelas II A Pasir Putih Nusambangan selama 4 tahun dan baru bebas pada Maret 2021.

Salah satu eks narapidana terorisme (napiter) bernama Pujianto alias Rider Bakiyah, pun mengatakan bahwa tidak mudah lepas dari jaringan terorisme. "Panjang itu karena pemahaman ranah ijtihad. Kalau teman-teman punya pemahaman sepeti (ekstrimis) itu oke. Karena mereka punya ijtihad seperti itu, dan saya gak mungkin menyalahkan kalau kamu salah," terangnya saat ditemui di KTN (Kawasan Terpadu Nusantara) Turen pada Kamis (08/12/2022).

1. Hukuman penjara tidak akan menyadarkan teroris

Eks Teroris ISIS Ceritakan Panjangnya Proses Deradikalisasi DirinyaNarapidana terorisme mencium bendera Merah Putih saat ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di LP Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/11/2021). (ANTARA FOTO/HO-Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.)

Menurutnya, hanya hidayah Allah yang bisa menyadarkan para teroris ini. Dia menilai bahwa hukum di Indonesia tidak akan cukup membuat mereka sadar.  "Kalau saya bisa kembali itu karena saya ingin belajar, apakah ternyata yang saya lakukan benar itu perlu proses yang sangat panjang. Saya bertemu banyak ulama dan sangat panjang sekali. Akhirnya ternyata kalau toh seperti ini (kembali ke NKRI) saya merasa baik-baik saja kenapa tidak," tegasnya.

2. Masih sering diajak kembali berjihad

Eks Teroris ISIS Ceritakan Panjangnya Proses Deradikalisasi DirinyaIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Pria asal Kecamatan Sumbermanjing Wetan mengakui jika hingga kini masih banyak mantan kawannya yang mengajaknya kembali bergabung ke jalan terorisme. Mantan anggota Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) ini bahkan dianggap kafir karena kembali ke NKRI.

"Pasti, mereka pasti akan mengkafirkan, memurtadkan orang-orang seperti kami yang sudah kembali ke NKRI. Konsekuensinya tidak main-main," bebernya.

Meskipun banyak godaan untuk kembali, keyakinannya kepada Allah membuatnya mantap untuk berada di jalan yang benar.

"Kita tawakal kepada Allah saja, kalau mati sekarang ya sudah takdirnya, minta penjagaan juga nggak mungkin. Tawakkal kepada Allah saja. Kalau saya mati saat ini ya memang mati takdirnya," jelasnya.

Baca Juga: Bebas, Abu Bakar Ba'asyir Akan Jalani Program Deradikalisasi

3. Ia belum tahu siapa sosok di balik bom Polsek Astana Anyar

Eks Teroris ISIS Ceritakan Panjangnya Proses Deradikalisasi DirinyaPolsek Astana Anyar rusak usai bom bunuh diri. Foto: Ist.

Saat ditanya mengenai bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Pujianto mengaku tidak mengetahui dia dari jaringan mana. Pria yang dulu dipercaya ISIS untuk merekrut dan melatih persenjataan anggota baru ini tidak bisa mengidentifikasi siapa sosok pelaku.

"Saya kurang paham, ISIS sekarang sudah tidak ada, ini masih belum tahu. Kemarin ada teman-teman dari polisi tanya saya, tapi masih belum bisa jawab aliranya yang mana ini (jaringannya)," tandasnya.

Ia juga merasa aneh dengan pelaku yang membawa motor dan menuliskan pesan soal RKUHP. "Kalau menurut saya belum bisa, sangat aneh, tiba-tiba dikasih seperti itu. Kalau saya dulu gak pakai gituan (pesan RKUHP), jadi murni gak ada tulis tulis gitu," paparnya.

"Saya masih belum bisa menyimpulkan ini dari mana. Karena saya juga tidak punya akses informasi dari mana," pungkasnya.

Baca Juga: Pujianto, dari Rekrut Calon Teroris Jadi Petani Jagung

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya