Wisatawan Padati Lawu Jelang Malam 1 Suro, Mbok Yem Kembali Naik

Dipadati pendaki lelaku ritual dari berbagai daerah

Magetan, IDN Times – Jalur pendakian Gunung Lawu via Cemorosewu di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dipadati ratusan pendaki dari berbagai daerah. Banyak yang datang untuk melakukan ritual atau lelaku menjelang malam 1 Muharram, yang dikenal sebagai malam 1 Suro. Di tengah keramaian pendaki, tampak pula pemilik warung tertinggi Mbok Yem yang naik dengan tandu.

1. Jumlah Pendaki Diprediksi Tembus 1000 Orang

Wisatawan Padati Lawu Jelang Malam 1 Suro, Mbok Yem Kembali NaikPendaki ritual dan pendaki umum padati jalur pendakian Cemorosewu Gunung Lawu. IDN Times/ Riyanto.

Mantri Perhutani KPH Lawu DS, Supriyanto, menyebutkan hingga sore ini tercatat hampir 500 pendaki yang berasal dari berbagai daerah telah naik ke puncak. Mbok Yem juga naik kembali setelah sebelumnya turun untuk mengkhitankan cucunya.

"Iya, Mbok Yem sebelumnya turun gunung untuk acara khitanan cucunya. Hari ini kembali naik, mbok mengaku kasian pendaki ramai warungnya tutup. Nanti pendaki kecewa enggak bisa mendapat makan," kata Supriyanto, Sabtu (06/07/2024).


Menurut Supriyanto, tidak hanya mereka yang hendak melakukan ritual, tetapi juga pendaki umum dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan Gunung Lawu tampak memenuhi loket masuk untuk registrasi.


"Ini momen tahunan, biasanya menjelang malam 1 Suro, jumlah pendaki meningkat bila dibandingkan bulan-bulan biasa selain Suro," terangnya.


Gunung Lawu memang dikenal cukup sakral, dan beberapa titik di jalur pendakian sering digunakan untuk ritual. Masyarakat percaya bahwa melakukan ritual di Gunung Lawu dapat melancarkan segala urusan mereka selama setahun ke depan. Oleh karena itu, banyak yang memilih melakukan ritual di beberapa lokasi di gunung tersebut, terutama pada malam 1 Muharram.

2. Perhutani tingkatkan pengamanan

Wisatawan Padati Lawu Jelang Malam 1 Suro, Mbok Yem Kembali NaikPendaki ritual dan pendaki umum padati jalur pendakian Cemorosewu Gunung Lawu. IDN Times/ Riyanto.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, Perhutani telah menyiapkan banyak personel gabungan, mulai dari masyarakat, relawan, TNI, Polri, dan unsur lainnya.


"Total ada 120 personel gabungan yang kami kerahkan untuk mengamankan jalur pendakian Cemoro Sewu pada malam 1 Suro tahun ini. Untuk menjamin keselamatan, kami siapkan petugas pada masing-masing pos," terangnya.


Jumlah pendaki hingga tengah malam nanti diperkirakan lebih dari 1000 orang, mengingat hingga sore ini sudah mencapai angka 451 orang. Biasanya, pendaki ritual akan lebih ramai hingga dini hari.


"Selain melakukan pengamanan dan mengingatkan pendaki agar membawa perbekalan dan obat-obatan yang cukup, kami juga ingatkan agar tidak membuat api unggun yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan," pungkasnya.

3. Ritual Lelaku di Gunung Lawu

Wisatawan Padati Lawu Jelang Malam 1 Suro, Mbok Yem Kembali NaikPendaki ritual dan pendaki umum padati jalur pendakian Cemorosewu Gunung Lawu. IDN Times/ Riyanto.

Ritual di Gunung Lawu pada malam 1 Suro juga masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Gunung Lawu yang terkenal dengan keindahan alamnya juga dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang besar.


Oleh karena itu, setiap tahunnya, terutama pada bulan Muharram, banyak masyarakat yang melakukan ritual di gunung dengan harapan mendapatkan berkah dan kemudahan dalam menjalani kehidupan.


"Kalau saya enggak ritual, hanya mengisi waktu liburan sekolah saja ya kak. Kebetulan momennya Suro saja. Selain niat camping, saya juga ingin menemui Mbok Yem, pemilik warung tertinggi yang viral itu. Sempat kecewa sebelumnya turun gunung, tapi hari ini telah kembali lagi ke puncak, senang nanti bisa ketemu nyobain pecelnya," kata Setiawan, pendaki asal Sidoarjo.


Betapa pentingnya malam 1 Suro bagi masyarakat yang mempercayai tradisi lelaku spiritual di Gunung Lawu.

Baca Juga: Asal-usul Grebeg Suro, Pesta Rakyat Sambut Tahun Baru Islam

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya