100 Hari Pertama, Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji Lakukan Hal Ini

Jalankan program Gebrakan 100 Hari

Jakarta, IDN Times - Seusai dilantik pada 26 Februari 2021, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan telah melakukan berbagai gerakan dan inovasi untuk mensejahterakan warga Kota Pahlawan.

Selama menjalankan program 100 hari sejak dirinya terpilih, Eri menjelaskan isu terkait kesehatan, kesejahteraan warga, dan pendidikan jadi sasarannya. 

“Tujuan akhir dari semua itu adalah kebahagiaan warga Surabaya. Kebahagiaan dan senyum warga Surabaya itulah yang menjadi tujuan saya ketika ditugaskan menjadi Wali Kota,” katanya, Senin, (7/6/2021).

1. Program Universal Health Coverage (UHC)

100 Hari Pertama, Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji Lakukan Hal IniWali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dok. Humas Pemkot Surabaya

Lebih lanjut Eri menjelaskan alasannya memilih fokus pada bidang kesehatan karena hingga saat ini pandemik COVID-19 masih belum usai. Ia tidak ingin ada warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kesehatannya juga tidak terfasilitasi. 

Pemkot Surabaya pun menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan hingga melahirkan program Universal Health Coverage (UHC) yang berlaku mulai April 2021. 

“Alhamdulillah sekarang warga Kota Surabaya yang ingin berobat, kini sudah gratis, cukup menunjukkan KTP-nya,” kata dia.  

Di samping itu, Eri mengatakan bahwa pihaknya juga fokus pada penanganan dan menekan jumlah kasus COVID-19 dengan mempercepat vaksinasi. Perlu diketahui, hingga saat ini sudah ada 1,1 juta warga Surabaya yang tervaksin. 

“Pemkot terus memasifkan operasi protokol kesehatan di semua penjuru di Surabaya,” terangnya

Baca Juga: Eri Tawari Pegawai Pemkot Surabaya Jadi Ortu Asuh

2. Mempromosikan produk UMKM

100 Hari Pertama, Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji Lakukan Hal Ini

Sementara itu untuk bidang kesejahteraan warga, Eri memastikan terus menggerakkan perekonomian Surabaya dengan cara mempromosikan sektor dan produk UMKM di Surabaya.

Pihaknya juga sudah beberapa kali memasarkan produk UMKM melalui pameran UMKM virtual dan lomba promosi produk UMKM yang dilakukan oleh Kepala OPD hingga para Camat se Surabaya. 

Menurutnya, di masa pandemik COVID-19 ini, sektor perekonomian harus terus berjalan seiring dengan upaya pemerintah menekan laju kasus COVID-19.

“Saya yakin ekonomi di Surabaya bisa berjalan dan Covid-19 bisa diturunkan,” ujarnya. 

3. Fasilitas pembelajaran tatap muka dan daring

100 Hari Pertama, Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji Lakukan Hal IniIlustrasi siswa SD mengenakan masker (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Di bidang pendidikan, Eri memastikan sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk pembelajaran tatap muka maupun daring. Terbaru, Eri bersama pihaknya mengembangkan program anak asuh. Jika sebelumnya program anak asuh hanya berasal dari CSR perusahaan, kini program tersebut juga diwajibkan kepada seluruh ASN Pemkot Surabaya. 

“Setiap bulannya, anak asuh ini membutuhkan Rp125 ribu. Jika dikalikan 12 bulan, hanya sekitar Rp 1,5 juta dalam setahun. Makanya, seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya secara bertahap mengikuti program anak asuh ini. Sampai saat ini sudah sekitar 2 ribuan ASN yang memiliki anak asuh,” imbuhnya. 

4. Menyempurnakan sistem pelayanan publik

100 Hari Pertama, Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji Lakukan Hal Ini

Selain tiga program itu, pelayanan publik di Kota Surabaya pun terus disempurnakan. Salah satunya dengan menaikkan insentif kepada RT, RW dan LPMK setempat. Ia berharap pendataan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa semakin benar dan tepat sasaran. 

“Nah, semakin tepat sasaran, itu berarti pengurus RT, RW dan LPMK-nya yang hebat, bukan pemerintahannya,” kata dia. 

Eri juga membuat aplikasi bernama WargaKu. Melalui aplikasi ini, warga bisa melaporkan apapun tentang pelayan publik di Surabaya, yang harus segera dijawab oleh dinas terkait. Aplikasi ini juga terhubung langsung dengan Wali Kota Eri. 

“Setelah 100 hari ini, masih banyak yang harus kita kerjakan. Harapannya adalah kebahagiaan warga Surabaya, tidak ada lagi warga Surabaya yang tidak bisa bekerja, tidak ada lagi pendapatannya per keluarga di bawah Rp 7 juta. Inilah kebahagiaan saya,” ujarnya. (WEB) 

Baca Juga: Pemkot Haruskan Perusahaan di Surabaya Swab PCR Pekerja yang Mudik

Topik:

  • Ridho Fauzan
  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya