Surut 50 persen karena Kemarau, Telaga Sarangan Sepi Turis

Juga banyak sampah berserakan

Magetan, IDN Times – Selain mengakibatkan krisis air bersih, musim kemarau yang berkepanjangan kali ini berdampak pada berkurangnya jumlah wisatawan di Telaga Sarangan, Kecamatan Plaosan, Magetan. Salah satu penyebabnya karena terjadi penyusutan air hingga sekitar 50 persen dibandingkan dengan kondisi normal.

Berdasarkan catatan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Magetan, volume air di telaga tinggal sekitar 1,5 juta meter kubik. Sedangkan kapasitas maksimalnya sebanyak 3 juta meter kubik air. Adapun ketinggian air telaga dari kondisi normal 12,5 meter dan kini tinggal 7,8 meter.

“Surutnya air memengaruhi kunjungan wisatawan yang jumlahnya menurun tapi tidak terlalu signifikan. Karena juga belum waktunya libur panjang,” kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Magetan, Venly Tomi Nicholas, Rabu (18/9).

1. Wacanakan pemanfaatan bagian telaga yang mengering

Surut 50 persen karena Kemarau, Telaga Sarangan Sepi TurisIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Menurut dia, sejak debit air mulai surut, jumlah pengunjung di Telaga Sarangan sekitar 5.000 orang rata-rata setiap akhir pekan. Jumlah itu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan musim hujan yang berkisar antara 5.500 – 6.000 pengunjung rata-rata per akhir pekan.

Oleh karena itu, pihak Pemkab tengah mewacanakan pemanfaatan bagian telaga yang mengering ketika musim kemarau. Dengan demikian dapat mengalihkan kegiatan para penunjung yang biasanya menumpang kapal boat diganti dengan yang lain. “Bisa saja digunakan semacam voli pantai,” ujar Venly kepada IDN Times.

2. Sampah berserakan di dasar telaga yang mengering

Surut 50 persen karena Kemarau, Telaga Sarangan Sepi TurisDok. Pribadi

Sebelum wacana itu diwujudkan, ia melanjutkan, upaya pembersihan bagian telaga perlu dilakukan. Sejak beberapa tahun terakhir Telaga Sarangan mengalami pendangkalan lantaran sedimentasi. Penyebabnya akibat erosi tanah dari pegunungan dan tumpukan sampah yang sengaja dibuang oleh wisatawan maupun pedagang di kawasan wisata alam itu.

Juga, limbah rumah tangga yang masuk ke telaga hingga akhirnya mengendap di dasar telaga. Karena itu, perlu koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis maupun warga untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Karena kondisi semacam ini (penyusutan air) sudah terjadi setiap tahun,” ucap Venly.

Baca Juga: Musim Kemarau, 20 Desa di Tuban Krisis Air Bersih  

3. Sampah langsung dibuang ke telaga

Surut 50 persen karena Kemarau, Telaga Sarangan Sepi TurisIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Sedimentasi mengakibatkan penurunan kapasitas tampungan air telaga. Kondisi ini kemudian dapat memengaruhi daya tahan infrastruktur telaga. Oleh karena itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Magetan Yuli Iswahyudi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan filterisasi air di Dam Ngluweng untuk menangani sedimentasi yang terjadi.

“Tapi tetap masih banyak sampah plastik dan kaleng yang kelibatan di dasar telaga ketika mengering seperti sekarang,” kata Yuli.

4. Aliran irigasi sawah tetap berfungsi

Surut 50 persen karena Kemarau, Telaga Sarangan Sepi TurisIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Meski mengalami surut dan sedimentasi, namun fungsi irigasi untuk lahan pertanian di lima desa sekitarnya masih berlangsung. Sejak Selasa (17/9), air yang dikeluarkan sebayak 380 meter kubik/detik. Sedangkan air yang masuk 250 meter kubik/detik.

“Pintu air dibuka ketika ada permintaan dari warga selama beberapa waktu. Tapi, tetap memperhatikan debit air yang tersedia,” ujar Yuli.

Baca Juga: Telaga Sarangan, Spot Cantik di Lereng Gunung Lawu Pas Buat Liburan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya