Sampah di TPA Kota Madiun Overload, Menggunung 20 Meter

Didominasi sampah plastik

Madiun,IDN Times - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun over kapasitas. Tumpukan sampah telah menggunung dengan ketinggian sekitar 20 meter di sejumlah zona. Ini akibat dari jumlah sampah yang masuk ke TPA mencapai 100 ton rata - rata per hari. 

"Sebenarnya kondisi TPA tidak memungkinkan lagi (untuk terus menampung sampah) karena sudah overload," kata Budiono, koordinator TPA di Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun itu, Selasa (24/8/2021).

1. Sampah yang terurai akan dijadikan tanah urug

Sampah di TPA Kota Madiun Overload, Menggunung 20 MeterPengerukan sampah di TPA Winongo, Kota Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa.

Menyikapi masalah itu, pemerintah setempat telah menyiapkan skenario pemanfaatan limbah yang mayoritas berasal dari rumah tangga. Pihak Pemkot Madiun berencana memanfaatkan sampah di zona pasif yang sudah terurai menjadi tanah urug. 

Tanah itu akan diangkut keluar untuk membantu program pembangunan fisik oleh Pemkot. Nantinya, kawasan yang kosong kembali diisi sampah yang masuk ke TPA dengan luas tanah 6,4 hektare tersebut.

2. Mayoritas sampah berupa plastik

Sampah di TPA Kota Madiun Overload, Menggunung 20 MeterSampah plastik di TPA Winongo, Kota Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, Agus Siswanta mengatakan bahwa tumpukan sampah di TPA terdiri dari limbah industri dan rumah tangga. Adapun perbandingannya 20:80 persen. 

Untuk jenis sampah rumah tangga paling banyak berupa plastik. Sebagian di antaranya merupakan sisa pengemasan barang dengan logo toko daring. Oleh karena itu, Agus menyatakan pembelian produk melalui dunia maya kian menjamur di Kota Madiun.

Baca Juga: Booming Porang, KTNA Madiun Anggap Sebagai Euforia 

3. PPKM pemicu beralihnya kebiasan belanja warga

Sampah di TPA Kota Madiun Overload, Menggunung 20 MeterDua ekskavator sedang mengeruk sampah di TPA Winongo, Kota Madiun. DOK.IDN Times/Istimewa.

Apalagi, ia melanjutkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih berlangsung hingga sekarang. Penerapan itu mengalihkan kebiasan berbelanja warga yang sebelumnya secara langsung ke sistim daring.

Untuk menjaga kualitas produk, maka pihak toko daring menerapkan pengemasan yang lebih ekstra dalam setiap pengemasannya. Salah satunya dengan kardus maupun plastik yang lebih banyak dari biasanya.

Baca Juga: Duh! Mangrove Surabaya Dipenuhi Sampah Plastik

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya