Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng Internasional

Diikuti 180 seniman dari delapan negara

Ponorogo, IDN Times - Pemkab Ponorogo berusaha meningkatkan kunjungan wisata di daerahnya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggandeng Council of Organizations of Folklore and Folk Arta (CIOFF), organisasi budaya internasional di Indonesia dalam menggelar Ponorogo Internasional Mask and Folklore Festival (PimfoFest) atau festival topeng dan kesenian rakyat 2019. 

Kegiatan itu berlangsung selama empat hari mulai Sabtu (27/7) hingga Selasa (30/7). Adapun pesertanya dari tujuh negara, yakni delegasi dari Rusia, Slovakia, Uzbekistan, Korea Selatan, Timor Leste, Ekuador dan Meksiko. Tidak ketinggalan seniman asal Ponorogo dan sejumlah daerah lain juga mengikuti even yang baru kali pertama digelar di Ponorogo itu. 

1. Masing - masing delegasi demonstrasi dengan durasi 3 menit

Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng InternasionalIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Mengawali dimulainya PimfoFest, para delegasi seniman dengan jumlah sekitar 180 orang mengikuti parade pada Sabtu sore. Mereka berangkat dari titik start di Jalan Gajahmada dan berakhir di depan Paseban Alun - Alun Ponorogo. 

Saat parade para delegasi seni itu mengenakan kostum khas dari daerah maupun negara asalnya. Mereka juga menunjukkan permainan topeng maupun kesenian rakyat yang dipadukan dengan tarian dan musik berdurasi sekitar tiga menit di panggung kehormatan. 

2. Usung reog dan dongkrek

Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng InternasionalIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Sebagai tuan rumah, seniman Ponorogo menyajikan reog secara lengkap. Pembarong, penari jathilan, bujang ganong, pemain alat musik, dan pemain pendukung kesenian ini memimpin pawai. Kemudian disusul pemain dongkrek dari Kabupaten Madiun dan topeng dari daerah lain seperti Malang dan Pamekasan. 

Adapun para delegasi mancanegara juga menampilkan kesenian tradisional negaranya. Perwakilan seniman asal Timor Leste, misalnya mengusung dua topeng, yakni menggambarkan seorang perempuan dan orang tua. Permainan topeng dipadukan dengan alunan suara dari alat musik maupun seni gerak. 

3. Bupati mengklaim Ponorogo sebagai gudangnya seni

Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng InternasionalIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan even itu sebagai upaya memperkuat potensi daerah di bidang seni dan budaya. Sebab, bidang itu sudah melekat lantaran adanya seni reog yang sudah dikenal di kancah internasional. "Untuk meneguhkan, Ponorogo sebagai gudangnya seni," kata dia.

Melalui even itu pula promosi wisata budaya di Ponorogo diharapkan kian meningkat. Para delegasi dari luar negeri diminta memasang foto maupun video di media sosialnya masing - masing. Dengan demikian, Ponorogo akan dikenal dan kemudian didatangi pelancong mancanegara. 

Dengan pengenalan semacam itu diharapkan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata. Tidak hanya pelancong domestik namun juga mancanegara. Apalagi di Ponorogo terdapat sejumlah destinasi wisata alam maupun sejarah atau religi. 

Lokasi wisata alam itu seperti Telaga Ngebel, Gunung Beruk, dan Mloko Sewu. Sedangkan wisata sejarah seperti Makam Bathoro Katog dan Masjid Agung Tegalsari. 

4. Festival topeng internasional bisa digelar karena Ponorogo dinilai aman

Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng InternasionalIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Kepala Festival Komite CIOFF Indonesia Amar Aprizal mengatakan bahwa awal PimfoFest digelar di Ponorogo karena permintaan Dinas Pariwisata setempat. Koordinasi pun dilakukan hingga beberapa kali. Setelah CIOFF melakukan evaluasi tentang rencana penyelenggaraan PimfoFest di Ponorogo. 

"Pertama yang menjadi pertimbangan kami karena reog-nya. Kemudian yang utama tentang keamanannya selama sepuluh tahun terakhir," kata Amar. 

Baca Juga: Ada Festival Topeng Internasional, Akhir Bulan Ini Wajib ke Ponorogo

5. Target CIOFF perekomian daerah meningkat

Ingin Lebih Dikenal, Ponorogo Gelar Festival Topeng InternasionalIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Menurut dia, dari sejumlah daerah di Indonesia yang menggelar even seni budaya dengan melibatkan CIOFF kondisi perekonomiannya meningkat. Amar mencontohkan Kabupaten Kartanegara, Kalimantan Timur yang memasuki tahun kesembilan menggelar festival bersama CIOFF. 

"Dampak dari kegiatan yang kami gelar adalah ekonomi karena tingkat kunjungan wisata di suatu daerah meningkat," ujar dia. Seiring meningkatnya kunjungan wisata berdampak pada bidang kehidupan lain seperti perdagangan dan perhotelan. 

Baca Juga: Pembunuh Perempuan Hamil di Ponorogo Ditangkap

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya