Cerita Aremania Asal Ponorogo yang Selamat dari Kerusuhan Kanjuruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ponorogo, IDN Times – Tragedi yang terjadi usai pertandingan Arema Malang melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam menjadi trauma bagi Aremania asal Ponorogo, Joko Ulang Joyo (29). Bahkan ia sudah menyatakan tak akan menonton sepak bola terlebih dahulu. “Dalam waktu dekat ini, sepertinya saya berhenti dulu menonton pertandingan secara langsung di stadion,” ujar dia, Senin (3/10/2022).
1. Diketahui banyak Aremania yang tergeletak di pintu stadion
Keinginannya untuk tidak kembali menonton pertandingan sepak bola di stadion karena tragedi Kanjuruhan masih membekas dalam ingatannya. Kala itu, ia melihat langsung kerusuhan yang terjadi di lapangan tersebut.
“Suasana saat itu sangat kalut. Ada banyak teman Aremania lain sudah tergeletak di pintu stadion,” ujar Joko.
Baca Juga: Cerita Aremania Bareng Sempat Terjepit 30 Menit Saat Tragedi
2. Berjibaku dengan gas air mata
Ia menyaksikannya saat berusaha mencari beberapa anggota rombongan yang masih berada di dalam stadion. Salah satu penyebabnya karena terjebak dengan kondisi lemas karena terkena tembakan gas air mata.
Saat itu, Joko kembali masuk ke stadion menembus asap pekat. Ia juga menahan matanya yang perih dan nafas sesak demi menyelematkan anggota rombongan dari Ponorogo yang meminta untuk dijemput.
“Permintaan itu disampaikan melalui WA (WhatsApp) sebelum salah satu anggota rombongan saya pingsan,” ungkap pria tersebut.
3. Ada 45 Aremania asal Ponorogo yang berhasil selamat
Setelah temannya ditemukan, Joko bersama sejumlah Aremania lain membopongnya keluar dari stadion. Mereka harus kembali menembus gas air mata yang memedihkan mata.
“Tak terhitung berapa kali saya keluar-masuk stadion pascakerusuhan untuk mencari teman-teman. Alhamdulillah rombongan dari Ponorogo yang berjumlah 45 orang selamat,” kata Joko.
Baca Juga: Bonek Kirim Doa untuk Tragedi Kanjuruhan