Berkah Ramadan, Bisnis Manis Cincau Hitam di Tengah Pandemik COVID-19

Banyak diburu untuk bahan minuman berbuka puasa

Madiun, IDN Times - Sebagian besar sektor usaha kreatif mengalami kelesuan di tengah pandemik virus corona. Namun tidak demikian dengan produksi cincau hitam yang dijalankan lima warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun.

Penjualan komoditas ini justru meningkat hingga lebih dari seratus persen. Omzet yang dikantongi produsen juga mencapai Rp5-6 juta per hari. Sedangkan pada hari-hari sebelumnya hanya sekitar Rp1-2 juta per hari.

1. Masih dapat masuk ke daerah zona merah COVID-19

Berkah Ramadan, Bisnis Manis Cincau Hitam di Tengah Pandemik COVID-19Cincau hitam hasil produksi warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Peningkatan omzet ini berbanding lurus dengan permintaan. Saat ini cincau hitam banyak diburu karena menjadi salah satu bahan membuat minuman untuk menu berbuka puasa.

“Alhamdulillah, tidak terdampak wabah virus corona. Kondisi penjualan tetap sama seperti bulan puasa tahun lalu,” kata Purwanto, salah seorang produsen cincau hitam, Rabu (29/4).  

Pemasaran cincau hasil produksinya juga tidak terpengaruh dengan pembatasan akses di sejumlah lokasi sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona. Para penjual tetap bisa masuk ke zona merah, seperti wilayah Magetan.

2. Hasil produksi 1.800an kilogram per hari

Berkah Ramadan, Bisnis Manis Cincau Hitam di Tengah Pandemik COVID-19Produksi cincau hitam di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. IDN Times/ Nofika Dian Nugroho

Dengan tidak terpengaruhnya penjualan cincau hitam, Purwanto menambah produksinya. Biasanya hanya menghasilkan 594-693 kilogram menjadi 1.584-1.848 kilogram per hari. Untuk memenuhi permintaan pasar, ia menambah pekerja dari dua menjadi empat orang.

“Tungku yang digunakan memasak biasanya hanya satu, sekarang ada dua,” ujar pria berusia 42 tahun itu kepada IDN Times.

3. Cincau bisa awet hingga tujuh hari asal air rendaman selalu diganti

Berkah Ramadan, Bisnis Manis Cincau Hitam di Tengah Pandemik COVID-19Cincau hitam hasil produksi warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Tong di atas tungku yang panas digunakan memasak daun janggelan untuk diambil sarinya. Kemudian, disaring dan dicampur dengan tepung terigu. Untuk mendapatkan tekstur yang lembut, maka bahan seluruh bahan itu harus sering diaduk.

Setelah benar-benar matang, cincau diwadahi dalam ember dan dibiarkan hingga beberapa menit. Setelah dingin, bentuknya yang sebelumnya cair menjadi padat seperti agar-agar.

“Kalau sudah jadi begini, keawetan cincau bisa mencapai tujuh hari asalkan air rendamanya sering diganti,” kata Purwanto.

4. Terasa nyaman di perut setelah dikonsumsi

Berkah Ramadan, Bisnis Manis Cincau Hitam di Tengah Pandemik COVID-19Instagram.com/wie_winarti00

Suparmi, salah seorang pembeli cincau di tempat Purwanto mengatakan bahwa komoditas itu untuk menu berbuka puasa keluarganya. Ini setelah dicampur dengan tape ketan, dawet, air gula, dan santan. “Beli cincau Rp5.000 sudah bisa diolah tiga hari,” ujar warga Desa Pagotan, Kecamatan Geger ini.

Menurut dia, cincau mempunyai kekhasan rasa terutama setelah ditelan. “Di perut rasanya anyep (nyaman), cocok dikonsumsi saat berbuka puasa,” ujar Suparmi.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya