Antisipasi Banjir, DAS Anakan Bengawan Madiun Rutin Dibersihkan

Madiun,IDN Times – Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menyatakan bahwa upaya mengantisipasi banjir terus dilakukan. Salah satunya dengan rutin membersihkan pintu air di Kali Jerohan (anakan Bengaman Madiun) wilayah Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun dari sampah.
Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air III, Aditya Sidik Waskita, mengatakan sampah yang selama ini menutup pintu air berasal dari sepajang daerah aliran sungai (DAS). Adapun hulu Sungai Jerohan di wilayah Kecamatan Saradan dan Kecamatan Kare.
“Selain ranting bambu, juga sempat pohon berukuran besar hanyut dan menutup pintu air,” kata Aditya, Rabu (8/1).
1. Ketinggian air masih di bawah titik siaga hijau
Untuk membersihkan kotoran di pintu air, ia melanjutkan, dengan menggunakan ekskavator. Kendaraan berat itu difungsikan mengankat sampah dari permukaan air dan memasukkannya ke truk untuk dibuang.
Dengan demikian, aliran air yang debitnya mulai meningkat bisa mengalir dengan lancar. “Kalau sekarang masih aman dari banjir. Karena debit air di Bengawan Madiun juga masih di bawah titik siaga hijau,” ujar Aditya kepada IDN Times.
2. Siapkan pompa air untuk antisipasi banjir
Berdasarkan hasil pemantauan petugas BBWSBS pada Rabu pagi, ia menuturkan, ketinggian air di Bengawan Madiun pada titik 63,84 meter dari permukaan air laut. Sedangkan, aliran air yang masuk kategori siaga hijau atau I dengan ketinggian 67,16 meter dari permukaan air laut.
“Apabila di Bengawan Madiun dan Sungai Jerohan debit airnya tinggi maka antisipasi banjir dengan mengoperasikan pompa air,” kata Aditya.
3. Sungai Jerohan merupakan titik penyebab banjir
Pompa air itu salah satunya disiapkan di pintu Sungai Jerohan wilayah Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo. Enam pompa yang siap digunakan memiliki kapasitas sedot 500 liter per detik tiap unitnya. “Petugas selalu ada yang standby termasuk pemantau di DAS,” ujar dia.
Selama ini, Sungai Jerohan menjadi perhatian sejumlah pihak setiap kali musim hujan berlangsung. Bahkan, pada Maret tahun lalu luapan air dari sungai ini menggenangi sejumlah desa di tujuh wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun. Juga, sebagian wilayah di Kota Madiun lantaran debit air tak tertampung di Sungai Jerohan.
4. Posko kesiapsiagaan banjir sudah didirikan
Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan untuk menghadapi kemungkinan banjir harus melibatkan seluruh pihak. Selain pemkab, personel kepolisian, TNI, pemerintah desa, dan warga juga dilibatkan. Oleh karena itu, apel kesiapsiagaan bencana dilangsungkan di halaman Kantor Kecamatan Balerejo, Rabu pagi.
“Posko juga didirikan sampai nanti kondisi dinyatakan aman (berakhirnya musim hujan),” kata Kaji Mbing, panggilan akrab Ahmad Dawami Ragil Saputro.