Alternatif Cegah Banjir dan Longsor, Madiun Bakal Tanam Akar Wangi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun berencana menanam akar wangi atau vetiver sebagai salah satu upaya pencegahan banjir dan tanah longsor. Tanaman rumput yang memiliki akar serabut dan mampu menembus kedalaman tanah hingga 3-4 meter ini dinilai mampu memperkuat tekstur tanah.
"Untuk lokasi penanamannya akan dilakukan di Kecamatan Saradan, Gemarang, dan Kare," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Muhammad Zahrowi, Selasa (16/2/2021).
1. Upaya mengembalikan ekosistem yang kurang seimbang
Sebagian kawasan di tiga kecamatan itu memiliki lahan kritis dan rawan bencana alam. Tanah longsor dan banjir bandang beberapa kali terjadi, termasuk pada Minggu (14/2/2021) lalu. "Penanaman akar wangi sebagai salah satu solusi (pencegahan bencana) dengan cara mengembalikan ekosistem yang kurang seimbang," ujar Zahrowi.
Ekosistem yang kurang seimbang dipengaruhi beberapa faktor, seperti minimnya kemampuan tanaman di hutan untuk menyerap air. Maka, ketika curah hujan tinggi akan langsung berdampak pada terjadi bencana alam.
2. Bakal ditanam di kawasan hutan dan aliran sungai
Untuk merealisasikan program penanaman akar wangi, ia melanjutkan, Pemkab Madiun menggandeng Perum Jasa Tirta I melalui program corporate social responsibility (CSR). Kedua belah pihak akan melakukan study banding di Solo. Kemudian, membawa akar wangi untuk ditanam di wilayah Madiun
"Untuk lokasi penanamannya belum ditentukan, yang jelas di titik yang rawan terjadi bencana baik di hutan maupun di aliran sungai," ujar Zahrowi.
3. Dahulukan manfaat mencegah bencana alam
Penanaman akar wangi merupakan saran dari pemerintah untuk mencegah banjir dan tanah longsor. Tanaman ini merupakan endemik dari India dengan nama latinnya Chrysopogon zizaniodes.
Vetiver ini adalah sejenis rumput-rumputan besar dan dikenal memiliki banyak manfaat bagi pelestarian lingkungan. Selain itu, akarnya dapat dijadikan sebagai bahan astiri. "Bukan pengolahan minyak wanginya yang diprioritaskan, tapi pencegahan bencana," kata Zahrowi.
Baca Juga: Ketika Jokowi dan Kepala BNPB Ngobrol Bahas Akar Wangi di Pesawat