87 Orang di Jawa Timur Mendaftar Kartu Prakerja Secara Offline
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmgrasi (Disnakertrans),Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo mengatakan bahwa jumlah penerima kartu prakerja gelombang I,II, dan III di provinsi setempat sebanyak 26.348 orang. Mayoritas di antaranya mendaftarkan diri secara online atau daring melalui laman www.prakerja.go.id.
“Setelah kami tracing ternyata hanya 87 orang yang di PHK (putus hubungan kerja) yang datanya dikirim ke Kemenaker secara offline,” kata dia usai membuka pelatihan berbasis kompetensi di Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja Madiun, Selasa (7/7/2020).
1. Terkendala penguasaan teknologi informasi
Menurut dia, puluhan orang yang didaftarkan petugas Disnakertrans secara luring lantaran keterbatasan di bidang teknologi informasi. Mereka dinyatakan tidak memiliki handphone berbasis android, tidak mempunyai pulsa internet, atau tidak memiliki akun email.
Dengan demikian, Himawan menyatakan bahwa puluhan orang yang mengurus kartu prakerja itu kalah bersaing dengan warga lain yang juga mengakses program dari pemerintah tersebut. Dengan demikian, ia berharap penguasaan di bidang teknologi informasi perlu ditingkatkan.
2. Pemprov usulkan 928 ribu penerima kartu prakerja gelombang ke-IV
Kendati demikian, Pemprov Jatim tetap mengajukan data calon penerima kartu prakerja gelombang keempat dengan jumlah 928.760 orang. Mereka merupakan para pengangguran yang selama ini tercatat, pekerja yang di PHK atau dirumahkan sebagai dampak pandemik COVID-19, juga pekerja migran yang habis kontraknya.
“Ibu Khofifah Indar Parawansa sudah mengirim surat kepada Presiden. Mudah-mudahan disetujui,” ujar Himawan sembari menyatakan bahwa saat itu program kartu prakerja gelombang IV belum dilanjutkan lantaran masih dievalusi pihak di tingkat pusat.
Baca Juga: Disnaker se-Jatim Diminta Tak Layani Registrasi Calon Pekerja Migran
3. Usulkan pelatihan prakerja dilangsungkan secara tatap muka
Dalam surat yang dikirim gubernur Jawa Timur ke presiden, ia melanjutkan, juga mencantumkan tentang permintaan agar pelatihan prakerja dijalankan secara offline. Sebab, lebih efektif dalam pelaksanaan praktik dibandingkan tanpa tatap muka.
Apalagi, proses pembelajaran dalam pelatihan program kerja lebih mengedepankan praktik secara teknis. “Kalau dilaksanakan secara online sifatnya hanya tutorial. Saat ini, prakerja dan Pelaksana Program Manager Office tidak jalan,” kata Himawan.
Baca Juga: Dampak COVID-19 Jatim: 1.923 PHK, 16.086 Dirumahkan Sementara