Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten Ngawi

Tempat penting sejak zaman purba hingga era campursari

Ngawi, IDN Times – Setiap daerah pasti memiliki sejarah. Demikian halnya dengan Ngawi yang merupakan sebuah kabupaten yang berlokasi di sisi barat Provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Dari sisi nama, sejumlah referensi menuliskan tentang asal muasal kata Ngawi dari 'Awi' yang mendapatkan imbuhan 'Ng'. Kata itu berarti bambu yang disebut sesuai dengan kondisi masa silam. Dulunya, di daerah itu banyak ditumbuhi tanaman tersebut terutama sekitar terpian Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.

Selain tentang nama, ada sejumlah hal menarik yang terus bermunculan dari daerah itu. Berikut beberapa fakta menarik di Kabupaten Ngawi.

1. Lokasi penemuan fosil manusia purba

Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten NgawiMuseum Trinil (instagram.com/luckysocrates)

Salah satu wilayah di kabupaten ini mempunyai arti penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama tentang perkembangan masa pra sejarah. Sebab, fosil manusia purba zaman Pleistosen Tengah, yakni Pithecantropus erectus ditemukan di Trinil pada 1891 oleh Eugene Dubois, seorang dokter dari Belanda.

Di situs itu berhasil diangkat bagian rahang atas, tulang kaki, dan tenggorokan manusia purba. Kini kawasan di lembah Bengawan Solo itu menjadi museum yang terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar

2. Berdiri Benteng Pendem Van den Bosch

Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten NgawiBagian depan Benteng Pendem atau Benteng Van Den Bosch di Ngawi. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Selain tentang kepurbakalaan, kabupaten ini juga memiliki bukti sejarah era Pemerintahan Hindia-Belanda. Sebab, di Kelurahan Pelem, Kecamatan/Kabupaten Ngawi berdiri sebuah benteng yang bernama Van den Bosch.

Konon, benteng ini digunakan oleh penjajah untuk mempertahankan kekuasannya setelah berhasil menduduki Ngawi pada tahun 1825. Usai dibangun pada 1845, benteng itu dihuni 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van den Bosch.

Selain sebagai pusat pertahanan, benteng yang selesai dibangun pada tahun itu juga sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur. Ini karena lokasinya strategis, yakni di titik pertemuan antara Sungai Bengawan Solo dengan Sungai Bengawan Madiun. Karena posisinya dibuat lebih rendah dari tanah di sekitarnya, maka bangunan ini juga disebut sebagai Benteng Pendem.

3. Rumah Ketua BPUPKI

Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten NgawiRadjiman Wedyadiningrat. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ngawi

Tidak hanya itu, Ngawi juga memiliki bukti sejarah di era persiapan kemerdekaan Indonesia. Di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren berdiri rumah dr Radjiman Wedyadiningrat, Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI merupakan badan yang dibentuk Jepang untuk menarik hati orang Indonesia pada 1 Maret 1945 dan diresmikan pada 29 April 1945. Namun, pada 7 Agustus dibubarkan dan diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

4. Kebun Teh Jamus

Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten NgawiKebun Teh Jamus (instagram.com/eli_zach)

Masih tentang sejarah era kependudukan Pemerintahan Hindia – Belanda. Kali ini, sebuah kebuh teh di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine yang sudah ada sejak tahun 1886 dan dikelola oleh pengusaha Belanda bernama Van der Rappart. Setelah ia meninggal, maka pengelolaan kebun teh ini diteruskan oleh anaknya yang bernama H.M. Ridder van Rappart.

Setelah beberapa kali pengelola berganti, maka sejak tahun 1973 hingga sekarang kebun teh ini ditangani oleh PT Candi Loka. Selain diambil daunnya, kawasan seluas 478,2 hektare di lereng Gunung Wilis ini juga menjadi destinasi wisata alam.

Baca Juga: Ditabrak Truk, Jembatan Bojonegoro-Ngawi Tak Bisa Dilewati

5. Tempat kelahiran dan pemakaman seniman kondang

Peristirahatan Terakhir Didi Kempot, Ini 5 Hal Menarik Kabupaten Ngawiinstagram.com/didikempot_official

Kabupaten Ngawi juga dikenal sebagai gudangnya seniman. Almarhum maestro Campursari, Didi Kempot dan pelawak dari Grup Srimulat, Mamiek Prakoso dilahirkan di daerah ini. Setelah meninggal dunia pada usia yang sama-sama 53 tahun, adik-kakak ini dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) berbeda.

Mamiek yang meninggal di Solo pada (3/8/2014) karena menderita penyakit liver dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sidowayah, Kecamatan Kedunggalar. Sedangkan Didi Kempot, sang adik dikebumikan di Desa Majasem, Kecamatan Kendal.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Baru, Ini Referensi 5 Showroom Mobil Bekas di Ngawi 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya