Kasus PMK di Ponorogo Tembus 4 Ribu Ekor Hewan Ternak

Ratusan ekor mati tapi tidak terdeteksi penyebabnya

Ponorogo, IDN Times – Jumlah hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo telah mencapai 4 ribuan ekor. Kasus PMK dominan menyerang ternak sapi, meski ada sebagian menyerang kambing. Sebagian di antaranya telah mati dan dikuburkan.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) setempat, Masun, menyatakan kasus kematian hewan ternak itu mencapai ratusan ekor. "Kalau untuk jumlah riilnya kami belum mendata, karena lebih fokus pada pengobatan," kata dia melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (18/6/2022).

1. Dokter hewan yang ada lebih fokus pada pengobatan

Kasus PMK di Ponorogo Tembus 4 Ribu Ekor Hewan TernakPemantauan sapi perah di tengah wabah PMK. Nofika

Menurut dia, untuk mendeteksi penyebab kematian hewan ternak membutuhkan waktu lama. Selain itu, jumlah dokter hewan yang tidak memadai untuk membedah dan meneliti organ hewan ternak yang rusak akibat penyakit.

"Tidak sempat diteliti karena jumlah dokter hewan yang terbatas. Saat ini, dokter hewan sedang konsentrasi pada proses pengobatan," Masun menjelaskan.

Baca Juga: PMK, Peternak Sapi Perah di Ponorogo Sempat Buang Susu Selama 8 Hari

2. Seekor dokter hewan tangani pengobatan 100 ekor hewan ternak rata-rata per hari

Kasus PMK di Ponorogo Tembus 4 Ribu Ekor Hewan TernakPemeriksaan sapi perah dari infeksi PMK. Nofika

Ketika jumlah kasus PMK kian bertambah sejak beberapa waktu terakhir, ia melanjutkan, seorang dokter harus menangani pengobatan 100 ekor rata-rata per hari. Upaya yang dilakukan seperti pemberian vitamin dan antibiotik.

Pengobatan para hewan ternak itu dilakukan oleh sembilan dokter hewan di 21 wilayah kecamatan di Ponorogo. "Kalau hewan ternak yang terjangkit PMK kebanyakan sapi. Tapi, ada juga kambing seperti di Kecamatan Pudak," ujar Masun.

3. Sebagian peternak memberikan jamu untuk sapinya

Kasus PMK di Ponorogo Tembus 4 Ribu Ekor Hewan TernakPemeriksaan sapi perah dari infeksi PMK. Nofika

Sementara itu, selain mengandalkan pengobatan oleh dokter hewan, sebagian peternak berinisiatif memberi makan sapiya dengan dedaunan berwarna hijau. Selain itu, menambahkan mineral dan rempah-rempah yang dinilai dapat meningkatkan daya imunitas hewan ternak.

Hal ini seperti diungkapkan Ari Naradi Farona, peternak di Desa Bareng, Kecamatan Pudak. “Bahan-bahan itu bisa dijadikan jamu bagi sapi. Untuk mencegah penularan PMK, saya juga menyemprotkan desinfektan tiga hari sekali,” ujar dia peternak sapi perah ini. 

Baca Juga: Wabah PMK di Ponorogo, Susu Sapi Terinfeksi Tak Laku

Nofika Dian Nugroho Photo Community Writer Nofika Dian Nugroho

Penulis lepas yang tinggal di Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya