Tangkal Hoaks, Cara Ulama Muda Menangkan Jokowi di Madura
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangkalan, IDN Times - Solidaritas Ulama Muda untuk Jokowi (Samawi) Madura berkumpul di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Selasa, (5/3). Tema utama dalam konsolidasi itu adalah menangkal hoaks dan fitnah yang kerap menyerang calon petahana, Joko Widodo.
1. Hoaks pengaruhi suara Jokowi
Koordinator Nasional Samawi, Abdul Hadi Noer mengatakan penyebaran hoaks yang masif tentang Jokowo diyakini merupakan salah satu penyebab merosotnya dukungan masyarakat pada calon petahana itu. Dengan melawan hoaks, fitnah, serta black campaign lainnya suara Jokowi di Madura bisa terdongkrak kembali.
"Kami akan melawan hoaks dengan cara-cara yang santun, agar pemilu damai dan Jokowi menang lagi," kata dia.
Baca Juga: Tes PPPK Jadi Harapan Guru Honorer di Bangkalan Agar Setara PNS
2. Lakukan kampanye dor to dor
Salah satu cara yang telah dipraktikkan Samawi dalam melawan hoaks yaitu kampanye door to door. Mereka mendatangi warga dari pintu ke pintu kemudian mensosialisasikan visi, misi serta pencapaian Jokowi dalam lima tahun terakhir.
"Pada 2014 Jokowi kalah di Madura, tapi tahun ini harus menang karena ulama muda di Madura semakin solid," ujar Hadi.
3. Jokowi pernah akui bahwa hoaks menggerus suaranya
Hadi melanjutkan, dampak besar hoaks dan fitnah terhadap menurunnya popularitas diakui sendiri oleh Jokowi. Saat ke Bangkalan Desember tahu lalu, Jokowi mengatakan 9 juta masyarakat Indonesia percaya dirinya keturunan PKI. Fakta-fakta itulah yang kemudian membuat Jokowi menabuh genderang perang terhadap segala macam hoaks dan fitnah.
4. Sempat gelar istighosah
Sebelum acara konsolidasi, para pengurus Samawi Madura menggelar istigosah di makam Syaikhona Kholil di Desa Martajesah. Selain Hadi, tampak hadir pula Sekjen Samawi Kiai Nawawi dan Koordinator Samawi Jatim, Kiai Hasyim Zuber. "Dalam istigosah ini kami memohon agar pemilu damai dan Jokowi menang lagi," kata Hadi Noer.
Baca Juga: Kisah Nuriyanti, Mahasiswa Asal Bangkalan yang Meninggal di Spanyol