Kearifan Lokal, Bangkalan Diusulkan Gunakan Branding Kota Besi Tua

Bangkai Transformer aja bisa jadi duit sama orang Bangkalan

Bangkalan, IDN Times - Tim Fakuktas Ilmu Komunikasi, Universitas dr Soetomo Surabaya, meneliti dan mengkaji dunia pariwisata Kabupaten Bangkalan. Tujuannya, untuk mencari city branding Bangkalan sebagai destinasi wisata. Tim yang beranggotakan Farida, R. Hartono Eko Mulyono dan Zulaikha itu akan melakukan penelitian mulai 2018 hingga 2020. 

1. Hasilkan dua desain Branding

Kearifan Lokal, Bangkalan Diusulkan Gunakan Branding Kota Besi TuaIDN Times/Musthofa Aldo

Tahun pertama penelitian, tim menghasilkan dua desain branding. Pertama sebagai wisata religi, karena selama ini telah berjalan dan ramai dikunjungi wisatawan.

Kedua sebagai kota loak dan besi tua. Tema ini dipilih karena selama ini mata pencaharian orang Madura identik dengan besi tua. Ditambah lagi, di kecamatan Kamal terdapat tempat "penyembelihan" bangkai kapal yang bila dikelola bisa menjadi obyek wisata.

"Kota Loak dan Besi Tua ini unik, belum ada yang memakainya," kata Zulaikha, salah satu peneliti, saat mendiskusikan hasil penelitiannya dalam satu forum diskuai dengan berbagai pihak di Bangkalan, Rabu, (14/10)
 

2. Pariwisata Bangkalan masih minus

Kearifan Lokal, Bangkalan Diusulkan Gunakan Branding Kota Besi TuaIDN Times/Musthofa Aldo

Penelitian ini juga membuat kesimpulan yaitu mayoritas lokasi wisata di Bangkalan belum tergarap maksimal. Seperti akses jalan belum memadai, juga sebagian besar belum memiliki toilet umum.

Padahal, obyek wisata di Bangkalan terbilang lengkap, selain wisata religi, juga ada wisata alam, pantai juga hutan. "Kalau dinilai antara plus dan minus, maka mayoritas nilainya minus," ungkap Zulaikha. 
 

3. Perlu Campur Tangan Investor

Kearifan Lokal, Bangkalan Diusulkan Gunakan Branding Kota Besi TuaIDN Times/Musthofa Aldo

Mathur Husyairi, Direktur Jaringan Kawal Jawa Timur, meyakini dunia pariwisata di Bangkalan tidak akan maju jika pemerintah setempat tak memiliki terobosan. Menurut dia, branding Bangkalan sudah sering berganti, namun kondisinya tetap tidak berubah.

Beberapa citra yang pernah digunakan antara lain Bangkalan Satria, Bangkalan Ceria, Bangkalan Kota Salak, Bangkalan Kota Santri hingga Bangkalan Kota Dzikir dan Sholawat.

Mathur mengisyaratkan bila dunia pariwisata di Bangkalan ingin berkembang jangan dikelola pemerintah daerah. "Undang investor ke sini, permudah mereka mengelola wisata, baru bisa maju," kata dia.

Mathur mencontoh Pantai Siring Kemuning di Bangkalan sejatinya lebih indah dibanding Pantai Tanduk yang penuh bebatuan. Namun karena salah kelola, pantai Siring kemuning kalah populer.

Pendapat Mathur ada benarnya. Sebab, tak jauh dari Siring Kemuning, ada lokasi wisata yaitu taman pendidikan mangrove Labuhan di Kecamatan Sepuluh. Kini menjadi wisata favorit sekaligus tempat penelitian.

Sejak digarap, wisata itu dikelola langsung oleh masyarakat. Dan pengembangannya dibantu dana CSR oleh PHE WMO, anak perusahaan PT Pertamina.

Sementara itu, Muhammad Nur, dari Bappeda Bangkalan mengatakan salah satu wisata yang sedang dirancang oleh Pemkab Bangkalan adalah wisata 'Tanean Suramadu'. Letaknya di kawasan kaki jembatan Suramadu, bekerjasama dengan BPWS.

"Akan jadi pusat kerajinan. Misalnya celurit, nanti disana pengunjung bisa melihat bagaimana celurit dibuat, dari besi sampai jadi souvenir," kata dia.

 


 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya