Ciptakan Motif Batik Baru, Dua Pembatik Ini Terima Hak Cipta

Telah dipatenkan Kemenkumham

Pamekasan, IDN Times - Dua pembatik tradisional Kabupaten Pamekasan, Abdurrasyid dan Salim, mendapat sertifikat hak cipta dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Mereka berhasil menciptakan motif baru dalam dunia perbatikan.

Rasyid menciptakan motif "junjung drajat kontemporer", sedangkan Salim menciptakan motif "daun pacar China". Sertifikat hak cipta itu diserahkan Bupati Pamekasan, Badrut Tamam, di rumahnya dinasnya Pendopo Ronggosukowati, Jumat (15/2).

Baca Juga: Pemkab Pamekasan Akan Sulap Taman Kowel Jadi Taman Budaya

1. Berawal dari kejenuhan

Ciptakan Motif Batik Baru, Dua Pembatik Ini Terima Hak CiptaIDN Times/Musthofa Aldo

Abdurasyid bercerita jika keberhasilan mereka menemukan motif batik baru bermula dari keresahan atas kakunya pakem pembuatan batik tradisional di Pamekasan. Menurut Abdurasyid, motif yang 'begitu-gitu saja' membuat pasar batik jenuh dan membosankan, sehingga berdampak pada sepinya pesanan.

"Saya mencoba mengkreasi motif yang ada dengan gaya kontemporer, sehingga motif tradisional bisa lebih bercorak modern," kata Abdurasyid, soal motivasinya menciptakan motif baru, Sabtu (16/2).

2. Dengan kreasi motif lebih fleksibel

Ciptakan Motif Batik Baru, Dua Pembatik Ini Terima Hak CiptaIDN Times/Musthofa Aldo

Hal senada juga dikatakan Salim. Penerima hak cipta motif 'daun pacar China' berpendapat motif yang ada selama ini tidak memberi ruang yang bebas terhadap pembatik untuk berkreasi. Oleh karena itu, dia mencoba menciptakan sendiri motif agar lebih bervariasi.

Pemilihan motif 'daun pacar China' untuk motif baru, karena tumbuhan yang mudah tumbuh di berbagai tempat itu memiliki simbol keindahan. Tumbuhan itu juga banyak disukai oleh kalangan muda.

"Motif ini juga tidak terlalu kaku dan memungkinkan dibuat untuk bermacam-macam pola," katanya.

3. Kreasi jangan merusak nilai kebudayaan

Ciptakan Motif Batik Baru, Dua Pembatik Ini Terima Hak CiptaIDN Times/Musthofa Aldo

Bupati Pamekasan, Badrut Tamam berharap apa yang dilakukan Abdurrasyid dan Salim, bisa menginspirasi pembatik lain untuk tak henti berkreasi. Yang terpenting adalah kreativitas itu tidak menghilangkan nilai filosofis batik sebagai warisan kebudayaan nenek moyang.

"Dengan kreasi-kreasi, akan membuat batik Pamekasan makin punya identitas," ungkap dia.

Baca Juga: Tidur Sekamar, Lima Muda-mudi Diciduk Satpol PP Pamekasan

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya