Wabah PMK, Harga Jual Sapi di Banyuwangi Merangkak Naik

Kenaikan harga mencapai Rp1,5-2 juta

Banyuwangi, IDN Times - Harga jual sapi di tingkat peternak Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan signifikan sejak merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Salah satu pedagang dan peternak sapi semi modern di Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Usman Afandi menyebut, kenaikan harga ini terjadi karena tidak ada pasokan sapi dari Madura maupun Bali yang biasa masuk ke Banyuwangi. Ia pun memprediksi, momen Lebaran Idul Adha nanti hanya mengandalkan pasokan sapi dari peternakan lokal Banyuwangi.

"Kalau tahun kemarin momen persiapan usaha menghadapi Idul Adha, kenaikan nya Rp500- Rp1, 5 juta. Sekarang kenaikannya untuk sapi lokalan saja sudah Rp2 juta ke atas," kata Usman saat dihubungi IDN Times, Sabtu (14/5/2022).

1. Tengkulak berebut sapi

Wabah PMK, Harga Jual Sapi di Banyuwangi Merangkak NaikPasar hewan sapi di Banyuwangi. IDN Times/Istimewa

Usman sendiri saat ini memiliki 20 ekor sapi yang akan dijual saat momen lebaran Idul Adha. Kendati demikian, kenaikan harga sapi saat ini dinilai wajar seiring meningkatnya harga konsentrat dan meningkatnya permintaan.

"Naik segitu menurut saya wajar, karena harga semua jenis pakan juga naik. Ditambah barang terbatas. Permintaan banyak. Sekarang antar blantik sapi saja sudah berebut kok," katanya.

Usman sendiri, saat ini lebih memilih mengoptimalkan pemeliharaan dan kesehatan hewan ternaknya. Ia tidak berani mengambil risiko dengan membeli sapi di pasar hewan untuk mencegah penularan PMK.

"Biasanya momen saat ini banyak didatangkan sapi dari Bali dan Madura. Teman saya biasanya angkut 100 ekor tiap perjalanan, sekarang sudah stop, cuma mengandalkan peternak lokal Banyuwangi," jelasnya.

2. Harga naik mendadak

Wabah PMK, Harga Jual Sapi di Banyuwangi Merangkak NaikKasus virus PMK di Lumajang tersebar di 4 kecamatan. Dok Pemkab Lumajang

Kenaikan harga sapi juga terjadi di kawasan Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi utara. Salah satu peternak, Firman Maulana, memilih segera menjual sapinya setelah mengetahui harga jual yang mendadak meningkat.

"Kemarin saya jual satu ekor sapi, usia dua tahun, jantan laku Rp 20,5 juta . Rencananya mau saya tak jual mendekati Idul Adha, tapi karena risiko PMK, dan tahu sekarang harganya lagi naik saya jual saja," kata Firman.

Dari hitungannya, harga sapi miliknya saat kondisi normal maksimal laku antara 18-19 juta

Sapi jawa, katanya, biasanya berharga Rp18 juta sampai Rp19 juta per ekor di tingkat peternak. Sekarang harganya di atas Rp20 juta per ekor.

"Sekarang ada kenaikan sekitar Rp1,5-2 juta," ujarnya.

Baca Juga: Cegah Wabah PMK, Pasar Hewan Malang Ditutup Sementara 

3. Peternak diminta tak panik menjual sapi

Wabah PMK, Harga Jual Sapi di Banyuwangi Merangkak NaikIlustrasi peternakan sapi. IDN Times/Istimewa

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi drh. Nanang Sugiarto mengatakan, hingga saat ini, di Banyuwangi belum ada laporan ditemukannya penularan PMK. Ia sendiri sudah mengetahui ada lonjakan harga jual sapi di kalangan pedagang.

"Terkait hal ini, kami mengimbau agar warga tidak panik untuk menjual ternaknya (panic selling). Kasus ini belum ditemukan di Banyuwangi, walaupun ternak di sejumlah daerah di Jatim sudah ada yang terinfeksi,” jelasnya.

Saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk mencegah masuknya penyakit yang menyerang hewan ternak sapi maupun kambing.

Di antaranya melakukan surveilans dan deteksi dini pada hewan ternak di daerah-daerah kantong ternak, pedagang ternak, pasar hewan, serta ternak milik warga.

"Kami menerjunkan tim gabungan dari dinas terkait, petugas lapang kecamatan, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Banyuwangi, hingga Fakultas Kedokteran Hewan Unair.

Tim ini keliling setiap hari ke desa-desa, terutama pasar hewan dan daerah perbatasan. Seperti di Kalibaru dan Wongsorejo yang merupakan pintu masuk lalu lintas ternak dari daerah lain," jelasnya.

PMK merupakan penyakit yang disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV). Ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%.

"Namun penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja,” jelasnya.

Baca Juga: FKH Unair Bikin Timsus untuk Berantas Wabah PMK di Jatim

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya