Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga Abon

Ada lebih dari 20 olahan lele yang ia produksi

Jember, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat masyarakat harus lebih kreatif di rumah. Berbagai inovasi kreatif di rumah, ternyata bisa memperkuat kondisi perekonomian keluarga. Lesunya daya beli akibat dampak pandemik hingga sulitnya lapangan pekerjaan, membuat sebagian besar perempuan di rumah turut andil menjadi tulang punggung keluarga.

Salah satu sosok perempuan kreatif dan inovatif di Jember, yakni, Lusia Irawati. Bersama keluarganya, Lusia menciptakan 20 lebih olahan berbahan dasar ikan lele, mulai dari sate lele, steak lele, abon lele, pastel kering isi abon, hingga burger lele.

1. Punya 20 olahan lele

Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga AbonBurger isi daging lele dari Jember. IDN Times/Istimewa

Lusia bersama suaminya, Anjar, mulanya hanya menjual hasil budidaya ikan lele mentah ke pasar. Persaingan dagang yang ketat hingga kecilnya keuntungan akibat mahalnya biaya pakan lele membuat keduanya berinovasi. Mereka menciptakan 20 olahan lele dari hasil budidaya sendiri.

"Kalau dibandingkan sewaktu saya jual mentah ke pasar hasil budidaya dengan penghasilan olahan kuliner ini ya bisa empat kali lipat," ujar Lusia saat dihubungi IDN Times, Sabtu (6/3/2021).

2. Pandemik tak pengaruhi omzet mereka

Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga AbonBurger isi daging lele dari Jember. IDN Times/Istimewa

Bahkan selama pandemi, omzet penjualan olahan lele yang diberi nama Matrix Lele tersebut cukup stabil. Lusia bagian mengolah lele dengan aneka ragam makanan hingga camilan, sementara Anjar bagian memasarkan produknya lewat media sosial.

"Jadi harus bagi tugas, setiap hari upload media sosial, saya bagian yang mengolah ikan lele. Pandemik ini memang hampir semuanya penjualan via online," ujarnya.

Dalam sebulan, Lusia bisa menghabiskan 50 kilogram lele hasil budidaya sendiri. Dari jumlah tersebut, Lusia bisa mengantongi omzet rata rata Rp3 juta per bulan. Sebagian besar, produk olahan lele miliknya laku dijual secara online

Harganya pun tak mahal. Olahan lele miliknya dijual dengan harga kisaran Rp 10-20 ribu. Semua produknya di jual dari rumahnya yang jauh dari keramaian di Gang Matrix Jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari.

"Sekarang ini jualan nggak harus di pinggir jalan, meski rumahnya ada di dalam jauh dari keramaian, tetap harus percaya diri," jelasnya.

Baca Juga: Terdampak COVID-19, Pengusaha Travel Sarwoko Kini Jadi Pembisnis Lele

3. Pembelinya juga ada yang berasal dari luar negeri

Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga AbonLusia dan suaminya membuka usahanya di rumah. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Sejak 2014 menekuni bisnis olahan lele, pelanggan Lusia sudah merata di pasar domestik hingga luar negeri. Berkat inovasinya, Lusia juga kerap diundang menjadi pembicara untuk pelatihan olahan lele di luar daerah. Sementara, Anjar awalnya adalah pebisnis di bidang elektronik dan servis komputer. Dia lantas ikut fokus membantu bisnis istrinya.

"Kalau diundang jadi pembicara sudah sering ke sejumlah daerah. Kalau pasar sendiri kayaknya sudah pernah di seluruh Indonesia, sama Amerika," ujarnya.

"Banyak yang penasaran dan mencoba, akhirnya terus beli. Seperti ingin merasakan burger lele, stik lele, abon, dan yang paling laris jajanannya," ujarnya.

Lusia mengatakan, sengaja memilih jenis ikan lele karena ingin mengubah stigma kotor dari ikan tersebut. Lusia sendiri menjamin Lele hasil budidayanya selalu diberi pakan berkualitas dan rutin membersihkan kolam ikan.

"Karena selama ini ikan lele ada yang menilai jorok. Padahal kandungan gizi dan omeganya tinggi, setara dengan ikan salmon. Jadi sebenarnya ini ikan istimewa," jelasnya.

4. Berharap peternak lele ikuti langkahnya

Unik, Warga Jember Ini Olah Lele Jadi Burger hingga AbonLusia Irawati (kiri) saat melayani pelanggan di rumahnya. IDN Times/Istimewa

Lusia mengaku punya resep sendiri untuk menjaga kualitas olahan lelenya tidak berbau amis. Caranya cukup sederhana, bagian kulit lele dikelupas, menyisakan daging dan duri.

"Yang lama memang proses mengelupas kulit lele. Butuh pengalaman, kalau nggak bisa lama," katanya.

Lusia berharap, usahanya ini bisa ditiru para pembudidaya ikan lele lain, terutama yang skala kecil. Dengan mengolah hasil panen lele menjadi beragam produk, bisa meningkatkan pendapatan pembudidaya.

"Saya tidak merasa tersaingi. Bahkan saya berharap pembudidaya lain bisa mencoba, karena ini bisa meningkatkan nilai jual," jelasnya.

Baca Juga: Murah dan Tinggi Nutrisi, Ini 5 Manfaat Kesehatan Ikan Lele

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya