Tokoh Hindu Banyuwangi: Bukan Perusakan, Hanya Mencoret dan Mengacak

Intinya masyarakat ingin hidup damai penuh rasa toleransi

Banyuwangi, IDN Times - Pengemong (Ketua) Pura Dharmamarga Dusun Sambirejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Sudarsono, membantah adanya perusakan tempat belajar agama Hindu, Pasraman Purwa Dharma 6 seperti yang ramau diberitakan.

"Tidak ada perusakan tempat. Beritanya tidak benar. Memang benar ada orang masuk ke Pasraman, tapi sepertinya cuma anak kecil yang masuk mencoret-coret papan tulis dan meja tulis. Juga ada buku tulis yang diacak. Jadi berita yang ada tidak sesuai dengan kenyatannya," kata Sudarsono melalui rilis Humas Pemkab Banyuwangi, Selasa malam (4/2).

1. Menolak menyebut perusakan

Tokoh Hindu Banyuwangi: Bukan Perusakan, Hanya Mencoret dan MengacakKitab Bhagawat Gita yang tampak sudah ditarik lepas. IDN Times/Istimewa

Sudarsono membantah bila ada informasi yang memberitakan bahwa Pasraman Purwa Dharma 6 di Kecamatan Bangorejo dirusak. Dia juga menolak menyebut tempat belajar agama Hindu telah diobrak-abrik dan kitab suci dirusak

Pasraman merupakan tempat belajar Anak-anak Hindu tentang keagamaan yang biasanya dibuka satu minggu sekali.

"Kami umat Hindu yang ada di Dusun Sambirejo dan saya sebagai ketua mengajak agar masyarakat tidak menanggapi berita bahwa telah terjadi perusakan. Bahkan warga Dusun Sambirejo baik baik saja. Kerukunan  dengan umat di kiri dan kanan kami terjalin rukun, baik itu dengan umat Islam, maupun Kristen. Kami semuanya rukun," kata Sudarsono.

2. Ada buku tulis dicecer lalu dicoret-coret

Tokoh Hindu Banyuwangi: Bukan Perusakan, Hanya Mencoret dan MengacakWarga saat memeriksa kondisi buku pelajaran dan kitab yang dirusak. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Pendidik di Pasraman Purwa Dharma 6, Gatot Witoyo mengatakan memang ada orang yang masuk ke Pasraman dan diperkirakan lewat jendela yang memang tidak terkunci. Kejadian tersebut diketahui pengurus pada 29 Januari 2020 sekitar pukul 11.00 WIB. 

Gatot juga membantah bila disebut perusakan, hanya mencoret meja, papan tulis dan buku-buku dicecer. Sementara kitab suci Hindu diturunkan dari lemari.

"Itu bukan perusakan. Ada buku tulis dicecer lalu dicoret-coret. Meja dan papan tulis dicoret dengan kapur. Sebagian kitab suci yang ditaruh di lemari diturunkan. Seperti diacak-acak anak kecil pas main begitu. Kalau perusakan kan hancur itu lemari dan papan tulis," jelas dia.  

Gatot mengatakan, sekitar 8 bulan lalu, Pasraman ini juga pernah dimasuki orang.

"Pernah ada yang masuk ke Pasraman, ya sama kurang-lebih, mencoret-coret papan tulis, tidak sampai merusak buku dan kitab. Itu saja kejadiannya, bukan berulang kali seperti yang ditulis di berita online," kata Gatot.

Baca Juga: Tes CPNS di Banyuwangi, Peserta Telat Langsung Gugur

3. Buku hingga kitab di-cutter

Tokoh Hindu Banyuwangi: Bukan Perusakan, Hanya Mencoret dan MengacakPara tokoh masyarakat saat berfoto di Pasraman yang dikabarkan dimasuki orang tidak dikenal. IDN Times/Istimewa

Sementara itu, saat dihubungi IDN Times, Selasa malam (4/2), Gatot juga menegaskan tidak menggunakan istilah perusakan tempat belajar umat Hindu. Namun dia menyebut ada buku dan kitab yang dicutter.

"Dikatakan perusakan bukan, tapi kemarin di tempat ini diobrak abrik, dicorat coret, kalau perusakan total endak, bukan perusakan total, tapi sebagian peralatan dicorat coret, dan beberapa buku, kitab suci itu disobek, digunting, pakai cutter kelihatannya," kata Gatot.

Sementara itu, saat ditanya bagian apa saja yang dicorat-coret, Gatot menyebut beberapa kitab suci seperti Atharwaweda, Pancaweda, dan Bhagawad Gita. Jumlahnya tidak banyak, karena sebagian besar dibawa oleh umat.

"Yang dicorat coret itu meja, sama kursi sama papan tulis, sama sebagian kecil tembok tembok. Kemudian yang di-cutter paling banyak itu buku tulis, buku pelajaran Anak anak, karena ditaruh di situ. Sama sedikit kitab suci, ada 5 kitab suci di sana, karena yang ditaruh sedikit di situ kitab sucinya, yang lain ditaruh di masing masing umat. Jadi rata rata disobek dan dikasih tinta," terangnya.

Gatot juga menyebut ruang Pasraman sebelumnya juga sempat dimasuki orang tidak dikenal, namun tidak sampai merusak apapun. Kejadian tersebut terjadi di tahun 2019 sebanyak dua kali.

"Dulu sebelum dikasih jendela kaca, itu pernah dimasuki orang, jadi total sudah tiga kali ini. Yang pertama hanya masuk saja, yang kedua masuk tidak merusak, yang ketiga ini merusak," katanya.

Baca Juga: Buku dan Kitab Suci Hindu di Banyuwangi Dirusak Orang Tak Dikenal

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya