Sebulan Jelang Imlek, Produksi Lampion Bambu Meningkat 100 persen

Bahannya 100 persen bambu

Banyuwangi, IDN Times - Sebulan menjelang perayaan Imlek pada awal Februari 2019, perajin anyaman bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi mulai menerima banyak permintaan produksi lampion berbahan bambu.

1. Pemesanan lampion bambu meningkat 100 persen

Sebulan Jelang Imlek, Produksi Lampion Bambu Meningkat 100 persenIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Pemilik industri rumahan anyaman bambu, Widya Craft, Bayu Wiliepratama (33) saat ditemui di Gintangan mengatakan, momentum menjelang imlek pemesanan lampion berbahan bambu bisa meningkat hingga 100 persen.

"Kebetulan kami juga membuat kap lampu bentuk lampion, bentuk identik imlek, momentum ini ada peningkatan untuk pemesanan," kata Bayu, Kamis (10/1).Bila pada bulan-bulan biasa Bayu maksimal memproduksi lampion bambu antara 40-50 buah, kali ini bisa meningkat hingga 100 buah."Saat jelang imlek permintaan bisa sampai 100 lampion. Peningkatannya sampai 100 persen," katanya.

2. Kerajinan berbahan bambu lebih diminati

Sebulan Jelang Imlek, Produksi Lampion Bambu Meningkat 100 persenIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Satu lampion kecil dan besar dihargai mulai Rp 50 sampai Rp 75 ribu. Sementara untuk menganyam, Bayu melibatkan Ibu-ibu rumah tangga untuk membuat anyaman dengan beragam motif."Satu lampion membutuhkan rata-rata dua lembar anyaman motif truntum berukuran 60x60 centimeter," jelasnya.Selain Bayu, di Gintangan juga terdapat lima industri rumahan yang produktif membuat beragam kerajinan berbahan bambu. Mulai dari songkok bambu, tempat kue, keranjang buah hingga tempat menanak nasi."Peluang usaha kerajinan sangat besar, karena pesanan terlalu banyak, kadang sampai kami stop seperti Bulan Ramadhan, Lebaran Idul Fitri, Natal, momen pernikahan, Maulid," katanya.

3. Omzet hingga Rp40 juta per bulan

Sebulan Jelang Imlek, Produksi Lampion Bambu Meningkat 100 persenIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Untuk produk keranjang buah dan tempat kue, Bayu bisa memproduksi hingga 500 buah. Produk berbahan bambu, katanya, saat ini mulai banyak digemari masyarakat karena lebih ramah lingkungan."Lampu hias produk reguler kami, sekarang banyak yang kembali ke produk tradisional, produk bambu semakin diminati. Seperti seperti lampion ini yang biasanya terbuat dari bahan kain," ujarnya.

Saat ini, produk kerjaninan bambu milik Bayu sudah menembus pasar luar daerah. Dalam sebulan, Omzet yang didapat Bayu dari kerajinan ini mencapai Rp20-40 juta."Pasarnya sudah lumayan, banyak reseller juga, mulai Banyuwangi sendiri, Bali, Surabaya, Malang," katanya.

4. 100 persen bahan bambu

Sebulan Jelang Imlek, Produksi Lampion Bambu Meningkat 100 persenIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sementara itu, perajin bambu di Widya Craft, Slamet Raharjo, (21) mengatakan, dalam tiga hari rata-rata dia bisa membuat 10 lampion."Yang lama untuk pemasangan rotan buat sekat, karena sambungan biar gak kelihatan. Saya pakai lem fox kuning langsung cepet kering," paparnya sambil merekatkan anyaman untuk lampion.Dia memastikan, semua bahan lampion 100 terdiri dari bambu, terutama jenis bambu apus.

"100 persen berbahan bambu. Untuk bahan bambu kami masih tersedia, nggak sampai ambil dari luar daerah," kata Slamet.

Baca Juga: Menhub Kesengsem dengan Kapal Bambu Buatan ITS

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Antonius Putu Satria

Berita Terkini Lainnya