Masuki Musim Kemarau, Debit Irigasi di Banyuwangi Mulai Menurun

Pola tanam penghujan, jangan ditanam musim kemarau

Banyuwangi, IDN Times - Memasuki musim kemarau, debit air irigasi di sungai-sungai Kabupaten Banyuwangi tercatat mengalami penurunan. Meski demikian, kebutuhan air untuk irigasi persawahan saat ini masih bisa mencukupi.

 

1. Debit air turun diprediksi hingga September

Masuki Musim Kemarau, Debit Irigasi di Banyuwangi Mulai MenurunIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Kepala Dinas Pengairan, Guntur Priambodo menjelaskan, musim kemarau diprediksi akan berlangsung hingga Agustus-September ke depan. Debit air di sungai yang sudah menurun diharapkan sudah sesuai dengan pola tanam petani di musim kemarau, sesaui arahan pemerintah.

"Sisa debit yang ada masih cukup, asalkan dengan pola tanam yang tepat," kata Guntur, Rabu (10/7).

2. Pola tanam harus tepat agar tidak gagal panen

Masuki Musim Kemarau, Debit Irigasi di Banyuwangi Mulai MenurunIDN Times/Mohamad Ulil Albab



Pola tanam yang tepat, katanya sangat mempengaruhi jumlah kebutuhan irigasi di persawahan. Guntur berharap, jenis tanaman yang biasa ditanam di musim penghujan jangan dipaksakan ditanam di musim kemarau. Hal ini ditekankan agar tidak terjadi kekurangan pembagian air.

"Kami sudah koordinasi dengan dinas pertanian menetapkan tiga musim. Pertama musim hujan, kemarau satu dan kemarau dua. Kekeringan bisa karena tidak dapat jatah air, atau sesuai gilirannya tapi harus menunggu lebih lama," ujarnya.

Hingga saat ini, kata Guntur, debit irigasi di Dam besar seperti di Karangdoro, Kecamatan Tegalsari masih mencapai 11,5 meter kubik, dan masih siap mengairi 16.000 hektar sawah.

"Irigasi desa yang kecil juga masih cukup, tambahan embung juga banyak membantu. Hujan yang sempat ada di dua hari kemarin (pekan ini) juga membantu," katanya.

Selain itu, di Dam Blambangan, Kecamatan Srono, masih mencapai 600 liter per detik , dengan kondisi normal saat musim hujan 3000 liter per detik.

"Tapi Dam Blambangan masih bisa melayani 1500 hektar persawahan," katanya.

Baca Juga: 24 Ribu Ha Lahan Pertanian Jatim Kekeringan, 983 Ha Gagal Panen

3. Masih bisa penuhi irigasi hingga 50 persen

Masuki Musim Kemarau, Debit Irigasi di Banyuwangi Mulai MenurunIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Pemerintah sendiri, kata Guntur memiliki kewajiban untuk memberikan irigasi 30-50 persen dari total area persawahan seluas 65 ribu hektare di Banyuwangi, terutama persawahan yang menggantungkan tadah hujan.

"30 persen yang kewajiban kita di padi. Sampai sekarang masih mencukupi, kemungkinan bisa sampai 50 persen," paparnya.

Sementara itu, kondisi para petani di kawasan Kecamatan Muncar dan sejumlah wilayah di Banyuwangi mulai memanfaatkan pengairan tanaman dari sumber mata air galian untuk dipompa dengan mesin diesel.

"Semua orang-orang sekarang sudah sibuk nyedot sumber, soale debit sungai wis berkurang. Saya saja minggu ini sudah dua kali menyedot sumber pakai mesim pompa," kata Nawawi, petani cabe besar dan sayuran asal Muncar.

4. Masih banyak petani yang dinilai tidak ikuti aturan tanam

Masuki Musim Kemarau, Debit Irigasi di Banyuwangi Mulai MenurunIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada petani terkait pola tanam yang teratur sesuai anjuran, agar tidak gagal panen.

"Teman teman PPL di lapangan terus melakukan sosialisasi. Tapi juga tidak bisa memaksa. Pola tanam masyarakat sudah diatur. Cuma yang melanggar masih banyak, terutama daerah Bangorejo, Purwoharjo, kalau dulu tanam kedelai, dan dipaksakan tanam padi, selain jeruk dan buah naga," katanya.

Baca Juga: Angkat Kultur Lokal, Festival Film Banyuwangi Hadirkan Mira Lesmana

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya