Ketika Anas Cerita Karakter Generasi Milenial di Hadapan Kepala SMA
IDN Times/istimewa
Banyuwangi, IDN Times - Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, berbagi pengalaman dengan 1.500 kepala sekolah setingkat SMA seluruh Jawa Timur dalam rangkaian seminar Pendidikan Karakter Revolusi Industri di Surabaya, Senin (5/11). Dalam kesempatan tersebut, Anas berbagi pengalaman tentang generasi milenial dan generasi Z di Banyuwangi.
"Kemarin kami diberi kesempatan oleh Gubernur Jatim, Soekarwo, dan Dinas Pendidikan Jatim, untuk berbagi pengalaman pengembangan pendidikan di Banyuwangi agar anak-anak muda kami bisa bersaing secara global, namun di sisi lain tetap berkarakter,” kata Anas, Selasa (6/11).
Baca Juga: Kemenlu Promosikan Pariwisata Banyuwangi, Bupati Anas: Terima Kasih
1. Generasi milenial dan Z punya kepekaan sosial tinggi
IDN Times/IstimewaAnas menilai, generasi milenial dan generasi Z memiliki kepekaan sosial dan empati yang tinggi. Hal ini dibuktikan melalui program pendidikan bernama Siswa Asuh Sebaya (SAS) di lingkungan sekolah sejak 2011.
Lewat program SAS, para siswa bisa saling membantu kebutuhan biaya sekolah temannya sendiri yang hidup dari keluarga kurang mampu. Bila ditotal sejak 2011, bantuan siswa kepada siswa melalui program SAS telah mencapai nilai Rp16,8 miliar.
”Dana itu dikelola sendiri oleh siswa, peruntukannya juga didiskusikan sendiri oleh siswa. Ada yang dibelikan sepeda angin untuk temannya yang belum punya, sepatu roda, kacamata untuk temannya yang gangguan penglihatan dan sebagainya,” jelas Anas.
2. Kesempatan menempuh pendidikan yang sama
IDN Times/istimewaDari program SAS, dia menilai generasi milenial dan Z memiliki karakter empati sosial yang tinggi untuk membantu teman sebayanya. Dari program SAS, Anas mengembangkan model beasiswa Banyuwangi Cerdas. Model beasiswa Banyuwangi Cerdas diperuntukkan untuk siswa berprestasi yang kurang mampu, agar bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
"Di antaranya Banyuwangi Cerdas yang telah membiayai 750 anak muda Banyuwangi untuk berkuliah di berbagai kampus dengan alokasi dana Rp16,5 miliar. Juga ada program Banyuwangi Mengajar yang tiap tahun mengirim sarjana muda untuk masuk ke desa-desa memberi transformasi pendidikan," jelasnya.
Tidak hanya itu, melalui dana APBD, Anas membuat program tabungan untuk pelajar kurang mampu, agar memiliki uang saku yang sama dengan teman sebayanya.
"Masing-masing diberi Rp1 juta per tahun, serta bantuan uang saku Rp5.000 tiap hari untuk pelajar SD, Rp10.000 tiap hari untuk pelajar SMP, dan Rp 15.000 tiap hari untuk pelajar SMA khusus di kecamatan-kecamatan prioritas,” terangnya.
3. Milenial dan generasi Z juga tertarik di bidang olahraga dan musik
IDN Times/IstimewaDia menambahkan generasi milenial dan generasi Z memiliki ketertarikan dalam bidang seni budaya, sehingga bisa diperkuat di lingkungan pendidikan. Untuk Banyuwangi sendiri, berbagai kegiatan seni budaya yang dikemas dalam festival, banyak melibatkan para pelajar, mulai dari pentas musik tradisional Lalare Orkestra, festival permainan tradisional (festival memengan), festival santri, hingga festival anak yatim.
"Mengutip survei salah satu lembaga riset nasional, olahraga dan musik serta seni budaya menjadi kegiatan yang paling diminati milenial," jelasnya.
Generasi milenial yang lahir pada kurun waktu tahun 1980-an dan generasi Z yang lahir mulai 1995-an, dinilai mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Karena itulah, perlu adanya panggung seni budaya untuk anak-anak agar bisa percaya diri dan menghargai nilai-nilai sosial.
"Menghargai nilai-nilai sosial yang bukan hanya materi semata. Lewat kegiatan seni dan budaya pula tumbuh karakter mempunyai empati sosial, terampil berkomunikasi, serta mau menghargai perbedaan suku, agama, dan ras," jelasnya.
Baca Juga: Inilah Komitmen dari Bupati Anas Bikin Pariwisata Banyuwangi Mendunia
