Kebakaran Gunung Ranti Diduga karena Aktivitas Pengolahan Lahan

Api diperkirakan padam kurang dari tiga hari

Banyuwangi, IDN Times - Penyebab kebakaran hutan di kawasan Gunung Ranti Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi sejak Sabtu (19/10) diduga disebabkan karena aktivitas masyarakat yang mengelola lahan di kawasan Perhutani di Kabupaten Bondowoso. Lokasi tersebut berbatasan dengan KPH Banyuwangi Barat.

1. Diduga berawal dari aktivitas warga mengelola lahan

Kebakaran Gunung Ranti Diduga karena Aktivitas Pengolahan LahanIDN Times/Istimewa

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram Suryadi menerangkan, kebakaran diduga bermula dari aktivitas masyarakat yang mengelola lahan di kawasan Perhutani Bondowoso. Bukan pembukaan lahan baru.

"Sebenarnya bukan pembukaan lahan, tapi pengolahan lahan. Biasanya mereka melakukan pembakaran. Di sana ada masyarakat hutan LMDH yang diberi lahan untuk diolah, pengolahan itu yang sering dilakukan pembakaran sehingga menimbulkan kobaran," terang Eka, Minggu (20/10).

"Lokasi kebakaran lebih banyak ada di tepi, ada di sisi awal, tepi Gunung Rante. Itu kawasan KPH Banyuwangi Barat, kalau di Gunung Ranti itu termasuk hutan lindung, tetapi kalau di Bondowoso itu ada hutan produksi," lanjutnya.

2. Kebakaran berawal dari sisi Bondowoso

Kebakaran Gunung Ranti Diduga karena Aktivitas Pengolahan LahanIDN Times/Istimewa

Eka menambahkan, lokasi awal kebakaran berada di kawasan Perhutani Bondowoso. Cukup jauh dari wilayah admistratif Kabupaten Banyuwangi.

Di luar dugaan api cepat melebar hingga Gunung Ranti karena angin kencang. Selain itu, api cepat menjalar karena banyaknya ilalang serta ranting kering yang mudah terbakar.

"Anginnya kencang mulai sore, sehingga di luar dugaan sebenarnya, ternyata api menyebar cepat," tambahnya.

Baca Juga: BPBD Banyuwangi: Kebakaran Gunung Ranti Lebih dari 10 Hektare

3. Karakter hutan membuat api sulit dipadamkan

Kebakaran Gunung Ranti Diduga karena Aktivitas Pengolahan LahanIDN Times/Istimewa

Karakter hutan di Gunung Ranti membuat api sulit dipadamkan. Sebab, kondisinya bertebing dan berada di ketinggian lebih dari 2000 Mdpl.

"Kemudian yang terbakar di sana ilalang, ranting kering, rerumputan kering yang ada di lantai gunung. Itu kan mudah terbakar, mudah sekali mengobarkan api," tambahnya.

Eka melanjutkan, BPBD Banyuwangi bersama tim SAR, aparat, dan relawan akan terus memantau untuk mencegah sebaran api agar tidak merambat ke kawasan wisata Gunung Ijen. Lokasi pemberangkatan pendakian Gunung Ranti dengan Gunung Ijen sendiri bersebelahan.

"Kalau bahan habis, tanpa ada pemadam akan habis dengan sendirinya atau padam, biasanya tidak sampai 3 hari. Sehingga lebih efektif dibiarkan. Nah, penanganan yang kami lakukan yakni dengan isolasi supaya tidak menyebar ke Ijen," tukasnya.

4. Dua pendaki berhasil dievakuasi

Kebakaran Gunung Ranti Diduga karena Aktivitas Pengolahan LahanDok. Basarnas Surabaya

Dari empat pendaki yang terjebak, dua di antaranya sudah berhasil ditemukan dan sedang dalam proses evakuasi turun dari Gunung Ranti.

"Dua orang sudah kami temukan, namanya Lisa dari Jember usia 19 tahun dan Haidar dari Malang usia 19 tahun. Yang dua lagi masih belum ada info ditemukan," kata Eka.

Sebelumnya, pihaknya mengaku sudah memberi peringatan kepada pendaki untuk tidak mendaki di Gunung Ranti karena ada potensi kebakaran hutan.

"Sejak kemarin sebenarnya sudah ada larangan untuk pendaki naik. Kami sudah melarang para pendaki untuk naik, tapi ada empat orang yang kabarnya tetap memaksa untuk naik," tegasnya.

Baca Juga: Ini Identitas Pendaki yang Terjebak Kebakaran di Gunung Ranti

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya