Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di Banyuwangi

Terdapat 22 naskah kuno yang bakal diselamatkan

Banyuwangi, IDN Times - Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscripts and Culture (CSMC) University of Hamburg yang tergabung dalam program (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia) Dreamsea, menargetkan pada 2020 bisa merawat naskah-naskah kuno hingga 240.000 gambar manuskrip yang berasal dari seluruh wilayah Asia Tenggara.

Saat ini, perawatan naskah kuno juga mulai melebar ke Kabupaten Banyuwangi, bekerja sama dengan peneliti di kampus Uniba Banyuwangi dan pegiat literasi naskah kuno.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Luncurkan Tabungan Garda Ampuh untuk 2.800 Anak 

1. Terdapat 22 naskah kuno yang bakal di-digitalisasi

Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dosen Uniba dan Peneliti naskah-naskah kuno, Wiwin Indiarti, menjelaskan di Banyuwangi terdapat 22 naskah kuno yang akan diarsipkan dengan metode digitalisasi. Model digitalisasi dilakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah kuno yang rentan rusak akibat kurangnya perawatan.

"Terdapat 22 naskah kuno di Banyuwangi yang akan didigitalisasikan dalam program ini yang meliputi Lontar Yusup, Lontar Ahmad, Lontar Juwarsah, Serat Damarwulan, manuskrip Al Quran ,serta dokumen-dokumen sejarah dan keislaman," kata Wiwin di sela kuliah umum Preservasi Naskah Kuno di Kampus Uniba, Selasa (19/3)..

Seluruh naskah kuno tersebut, kata Wiwin, merupakan koleksi pribadi. Para pemilik naskah kuno itu tersebar di lima kecamatan.

"Naskah kuno yang tersebar di lima kecamatan tersebut, antara lain di Kalibaru, Rogojampi, Banyuwangi, Giri, dan Glagah," kata dia.

2. Sinergi dengan pegiat naskah kuno

Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kampus Uniba sendiri akan menjadi tuan rumah digitalisasi 22 naskah kuno mulai tanggal 19-29 Maret 2019. Digitalisasi akan didampingi tim Dreamsea yang beranggotakan 6 orang ahli naskah Nusantara lintas perguruan tinggi. Dreamsea merupakan sebuah program yang memperjuangkan pelestarian keragaman isi manuskrip-manuskrip Asia Tenggara yang terancam kepunahannya. 

"Untuk mencapai target tersebut, Dreamsea bersinergi dengan berbagai pihak seperti pemilik manuskrip, peneliti, dan organisasi terkait," ujar dia.

Tim pegiat literasi naskah kuno dari Banyuwangi yang ikut serta antara lain dari Tim Mocoan Lontar Yusup Millennial dan Komunitas Pegon.

3. Naskah kuno terancam punah

Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di BanyuwangiIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Wiwin mengatakan, naskah kuno sangat penting untuk digitalisasi. Alasannya, naskah-naskah kuno yang berisi sumber informasi sejarah bisa diselamatkan. 

Apalagi, naskah-naskah kuno di Asia Tenggara, khususnya Indonesia terancam punah, karena iklim cuaca tropis, sehingga mempercepat perusakan naskah kuno. Menurutnya, naskah kuno sebagai dokumen tertulis, membutuhkan perawatan ekstra dan rentan rusak atau 'terancam punah'.

"Naskah kuno merupakan salah satu warisan kebudayaan yang menjadi sumber penting bagi studi peradaban suatu bangsa. Naskah kuno juga menyediakan sumber-sumber sejarah yang berharga bagi masyarakat modern," ujar dia.

4. Kondisi alam tropis pengaruhi naskah

Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di BanyuwangiIDN Times/Mohammadu Ulil Albab

Namun, dalam perkembangannya, menurutnya naskah-naskah berharga itu lenyap atau menjadi barang komoditas kolektor barang antik, tercerabut dari tempat asalnya. Selain itu, konflik sosial dan politik juga sering kali membuat naskah berharga semakin memprihatinkan. 

"Kondisi alam tropis yang lembap juga menjadi faktor lain bagi kerentanan naskah kuno di Asia Tenggara. Sementara, pemilik naskah yang awam, sebagian besar menyimpan dengan cara serampangan, yang rentan terhadap potensi kerusakan," imbuh dia.

5. Indonesia kaya dengan peninggalan naskah kuno

Dreamsea Turut Selamatkan Naskah kuno di BanyuwangiIDN Times/Mohammadu Ulil Albab

Sebenarnya, kata pegiat naskah kuno asal Leiden University Belanda, Dick van Der Meij, jumlah naskah kuno di Indonesia ada ratusan ribu. Sayangnya, di Indonesia belum ada perawatan  dan inventarisasi naskah kuno yang bagus.

"Persoalan ini bukan hanya di Indonesia, tetapi di negara negara Asia Tenggara," kata Dick van der Meij yang juga menjadi anggota Dreamsea.

Baca Juga: “Banyuwangi Now” Terbit, Kupas Karya Para Arsitek Kenamaan Indonesia

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya