Disorot, Pabrik Kertas Jatim Sumbang 40 persen Kebutuhan Nasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut, industri kertas di Jawa Timur memiliki produksi kebutuhan kertas nasional hingga 40 persen. Sementara itu, pabrik kertas di Jawa Timur sedang mendapat sorotan akibat temuan impor bahan baku sampah kertas untuk industri kertas, namun di dalamnya terdapat campuran plastik.
Bahan baku kertas bekas yang tercampur plastik tersebut, diimpor dari Amerika dan Eropa.
"Karena industri kertas di Jatim itu hampir menyuplai 40 persen Industri kertas nasional, bahan baku yang cukup murah dan ramah lingkungan itu adalah bahan baku kertas bekas," kata Khofifah saat berkunjung di Kabupaten Banyuwangi, Kamis (11/7).
1. Lebih ramah lingkungan
Khofifah sendiri menyebut, impor bahan baku kertas bekas dinilai lebih murah dan ramah lingkungan, untuk mengurangi bahan pulp dari kayu di kawasan hutan.
"Jadi bahan baku kertas sebagian pakai bahan baku pulp, kalau pulp berarti hutan. Jadi tanaman yang biasanya membutuhkan lahan luas," paparnya.
2. Sudah sesuai aturan
Khofifah menjelaskan, sejauh ini impor bahan baku kertas sudah sesuai dengan konvensi Internasional di Basel dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/5/2016 tentang Ketentuan Impor Limbah Non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
"Untuk sampah terutama yang diimport adalah sampah bahan baku kertas. Jadi menurut Permendag ini boleh, menurut konvensi Basel, itu boleh. Jadi impor sampah bahan baku kertas, itu yang diizinkan," ujarnya.
3. Campuran sampah plastik yang tidak diperbolehkan
Dari impor bahan baku kertas bekas, yang menjadi persoalan, kata Khofifah ada campuran sampah plastik. "Persoalannya adalah ikutannya, di dalam impor bahan baku kertas, ada ikutan plastik," katanya.
Baca Juga: Sampah Impor Desa Bangun, Berkah di Antara Mara Bahaya