Bangun Sarana untuk Peneliti, TN Alas Purwo Anggarkan Rp15 Miliar

Wah, Alas Purwo bisa semakin dieksplore

Banyuwangi, IDN Times - Taman Nasional Alas Purwo sedang melengkapi sejumlah fasilitas untuk pusat penelitian satwa liar, Wildlife Research Station (WRS). Sejumlah peneliti telah dikumpulkan untuk melihat langsung potensi dan persiapan pembangunan WRS di sejumlah titik.

1. Sumber dana dari Surat Berharga Syariah Negara

Bangun Sarana untuk Peneliti, TN Alas Purwo Anggarkan Rp15 MiliarIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kepala Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Nuryadi, menjelaskan pembangunan WRS untuk mendukung upaya menjaga kelestarian dan keberlangsungan satwa lindung di TNAP. Pihaknya menerima anggaran sebesar Rp15 miliar bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) untuk proyek tersebut.

"Di Alas Purwo ada untuk edukasi, spiritual, dan konservasi. Kekurangan peneliti di Alas Purwo berupa sarana, akan kami bangun perpustakaan, tempat tinggal, tempat pertemuan. Dana dari SBSN senilai Rp15 miliar, sekarang sudah masuk lelang," kata Nuryadi, saat workshop nasional bertajuk Wildlife Research Station (WRS) di Joyo's G-Land, Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Kamis malam (29/11).

2. Pembangunan fasilitas untuk peneliti

Bangun Sarana untuk Peneliti, TN Alas Purwo Anggarkan Rp15 MiliarIDN Times/ Mohamad Ulil Albab

Proyek untuk mendukung kinerja peneliti maupun wisata edukasi tersebut, bakal diselesaikan pada tahun 2018. Nuryadi melanjutkan terdapat 6 laboratorium yang akan dibangun di Pancur, Sadengan, Jatipapak, dan Ngagelan. 

Sejumlah sarana pendukung seperti perpustakaan, resort, musala, cafetaria, hangar pesawat, pondok peneliti, serta juga mangrove trail

"Untuk mendukung pengelolaan secara umum tahun 2019. Fokus penelitian sudah ada, Ngagelan untuk penyu, Sadengan itu savana untuk banteng, rusa, merak, dan di Jatipapak untuk pantauan dari udara untuk peneliti," jelasnya.

3. Banyak kawasan yang belum diteliti

Bangun Sarana untuk Peneliti, TN Alas Purwo Anggarkan Rp15 Miliarindonesia.travel

TN Alas Purwo memiliki luasan 44.000 hektar dengan berbagai zona seperti kawasan inti, pemanfaatan, rimba, dan tradisional. Di dalamnya, terdapat hewan lindung seperti elang jawa, macan tutul jawa (Panthera pardus melas), banteng (Bos javanicus d’Alton), Ajag (Cuon alpinus).

"Khususnya banteng terkait savana, populasinya mengalami penurunan harus ada faktor X nya. Salah satunya karena savana ketutup invasif spesies pohon Johar, jadi perlu adanya pengendalian tanaman itu," katanya.

Dari luasan TN Alas Purwo, katanya, masih banyak zona yang belum tersentuh dan perlu diteliti. Dari situ pihaknya ingin bersinergi dengan kalangan akademisi maupun peneliti untuk mengenali dan memantau populasi serta keberlangsungan satwa di TN Alas Purwo.

"Yang belum  seperti di kawasan utara taman nasional, ada  5-10 persen dari total luasan yang belum tersentuh peneliti," katanya.

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya