Anas Kerahkan Guru untuk Data PKL dan Tukang Becak Terdampak Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Para guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Banyuwangi, diminta untuk bergotong royong membantu warga yang terdampak secara ekonomi akibat mewabahnya virus corona. Keputusan tersebut diambil Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui koordinasi online dengan seluruh kepala SD, SMP, dan SMA/SMK secara bergelombang.
“Saat ini, lebih dari 200.000 pelajar Banyuwangi belajar di rumah. Ini tentu berdampak pada perputaran ekonomi warga, mulai pengemudi becak, ojek, penjual makan-minum, dan sebagainya yang terkait dengan lingkungan sekitar sekolah. Pendapatan mereka berkurang, padahal sebagian di antara mereka memang bekerja untuk makan hari ini atau besok,” ujar Anas, Selasa (31/3).
1. Libatkan guru untuk mendata warga yang perlu dibantu
Menurut Anas, pandemi corona membuat tingkat kerentanan para pekerja yang mengandalkan penghasilan harian meningkat. Kondisi ini lebih parah bagi mereka yang tidak masuk skema bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah.
“Sehingga mereka butuh semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi,” ujarnya.
Untuk itu, Anas melibatkan kepala sekolah dan guru ASN untuk mendata warga terdampak di lingkungan sekolahnya masing-masing, untuk kemudian mendapat bantuan gotong royong.
“Jadi, sekolah kami tugasi untuk menghimpun data per sekolah. Siapa yang terdampak di sekitarnya, dan langsung bisa dieksekusi. Saya harapkan jaring pengaman ini dalam bentuk in-natura alias barang, yaitu paket sembako,” ujarnya.
2. Melibatkan 500 lembaga sekolah bantu warga
Dalam menyalurkan jaring pengaman sosial tersebut, kata Anas, sekolah berkoordinasi dengan camat, kepala desa atau lurah setempat untuk mendapatkan data valid.
“Juga agar tidak tumpang tindih. Warga yang sudah menerima Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai, dan jaring pengaman dari pemerintah daerah, tidak perlu diberi lagi,” ujarnya.
3. Berlaku beberapa bulan ke depan
Program gotong royong ini dilakukan mulai saat ini hingga beberapa bulan ke depan sembari melihat perkembangan. Total sekolah yang dilibatkan sekitar 500 lembaga. Jika tiap sekolah membantu 20 warga terdampak, maka gotong royong ini menjangkau 10.000 warga.
“Itu baru dari sekolah. Belum lagi dari lembaga zakat. Belum lagi dari APBD yang dalam 2-3 hari ini kita selesaikan perhitungannya. Juga dari sumber gotong royong lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Suratno mengatakan bahwa lembaga sekolah sangat antusias dengan ajakan gotong royong itu.
“Ada yang mengumpulkan beberapa kuintal beras, ratusan kilogram telur, dan sebagainya. Sembari pendataan jalan, itu langsung disalurkan ke warga terdampak,” ujarnya.