5 Ibu Hamil Melahirkan di Posko Pengungsian Semeru

Lumajang, IDN Times - Sebanyak 5 orang ibu yang melahirkan di posko pengungsian korban erupsi Semeru, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Mereka melahirkan bayi setelah masuk pengungsian sejak 4 Desember lalu. Mereka pun kini menjalani pemantauan dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Baca Juga: Erupsi Semeru Berdampak Besar, Bupati Lumajang: Kami Butuh EWS
1. Mereka melahirkan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Para Ibu ini sebagian besar terpaksa harus menjalani operasi sesar. Mereka terpaksa menjalani sesar diduga karena trauma akibat peristiwa erupsi. Padahal kelahiran-kelahiran itu terjadi sebelum mencapai Hari Perkiraan Lahir (HPL) bayi.
"Hampir semua operasi, mungkin karena stress, ketakutan atau bahkan trauma akibat erupsi Gunung Semeru," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati, melalui keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).
2. Masih ada 14 Ibu hamil
Selain 5 ibu hamil yang sudah melahirkan, saat ini masih terdapat 14 ibu hamil di posko pengungsian. Mereka diperkirakan akan melahirkan pada waktu dekat. Indah juga meminta kepada para budan dan dinas kesehatan untuk menyiapkan tempat yang nyaman bagi para ibu dan bayi pasca proses lahiran.
"Kami juga minta agar tenaga kesehatan juga membantu mengilangkan trauma pada ibu bayi dan memantau kondisi ibu dan bayi pasca lahiran," katanya.
Proses trauma healing kepada Ibu hamil dan melahirkan sangat penuh dilakukan untuk menjaga agar asi Ibu keluar dengan maksimal. "Tetap pada pantauan medis, para bidan mejaga supaya sang ibu traumanya hilang, biar asinya lancar," katanya.
3. Aktivitas vulkanik Semeru masih cukup tinggi
Aktivitas vulkanis gunung Semeru sendiri masih terus meningkat. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementrian ESDM merilis aktivitas Gunung Semeru terbaru. Pada pukul 05:56 WIB Gunung Semeru kembali memuntahkan abu vulkanik dengan tinggi kolom 1500 meter di atas puncak, atau 5176 Mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 433 detik," ujar petugas PVMBG, Yuda Prinardita Pura melalui laporan tertulis, Senin (20/12/2021).
Baca Juga: Peneliti Ingatkan Ancaman Bencana Susulan Usai Erupsi Semeru